News  

Adegan Mesum Tamu Terlihat Dari Luar, Warga Purwokerto Geruduk Hotel

Sejumlah warga di RT 3 dan 4 RW 5, Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas geruduk sebuah hotel, Kamis (11/7/2019) sekira pukul 19.30 WIB.

Warga juga menganggap hotel tersebut kerap mempertontonkan adegan mesum para tamu dari balik jendela yang transparan.

Warga di dua RT tersebut merasa resah. Sebab, banyak anak kecil yang melihat para tamu hotel sedang berhubungan intim.

Gorden jendela kamar hotel dianggap terlihat sangat transparan. Sehingga sangat mudah dilihat oleh warga sekitar.

Total ada empat kamar di lantai dua yang memiliki jendela dengan gorden transparan.

Warga mengaku sudah sering memperingatkan pemilik hotel, akan tetapi tetap saja tidak ada perubahan dan perbaikan terkait kondisi yang tidak etis tersebut.

“Lebih baik menggunakan kaca yang hitam supaya tidak terlihat dari luar. Kalau kita yang dewasa lihat mungkin senang, tetapi ini anak kecil bisa merusak moral,” ucap warga setempat, Hari Gunawan (40) kepada Tribunjateng.com, Kamis (11/7/2019).

“Mungkin tujuan gorden yang transparan agar dapat melihat pemandangan gunung Slamet. Tetapi dibawah kamar hotel itu adalah rumah warga, sehingga terlihat sekali,” tambahnya.

Gunawan menceritakan jika meskipun gordennya sudah ditutup tetap saja masih terlihat dari luar.

Kondisi lampu kamar hotel yang sangat terang menambah jelas apa yang dilakukan oleh para tamu tersebut.

Sehingga akan terlihat aktifitas didalamnya seperti apa.

Selain komplain terkait adegan mesum para tamu yang kerap menjadi bahan tontonan anak-anak.

Warga juga mengeluhkan banyak ditemukan alat kontrasepsi yang berserakan di area selokan.

Ketua RT 4 RW 5, Kelurahan Purwokerto Wetan Amin Widayat mengatakan jika justru anak-anak lah yang pertama kali melihat kondisi seperti itu.

“Anak-anak yang pertama kali melihat ada adegan seperti itu. Merusak moral, saya minta ditutup saja supaya tidak meresahkan,” ujarnya

Amin mengatakan jika sudah beberapa kali melakukan teguran. Akan tetapi, tetapi tetap saja tidak ada respon dari pihak pengelola hotel.

Akhirnya warga berinisiatif mendatangi kembali pihak hotel dengan meminta bantuan dari pihak kepolisian.

Keluhan terkait adanya tontonan itu sudah sekira 3 minggu, tetapi sudah cukup lama warga juga mengeluhkan terkait hal lain seperti drainase dan alat-alat kontrasepsi yang berserakan. [tribunnews]