News  

Misteri Pelajar Bunuh Diri dari Lantai 4 Gedung SMPN 42 Pademangan

Polsek Pademangan menyimpulkan kematian siswa SMPN 42, FTS (14) yang terjatuh dari lantai 4 sekolahnya karena bunuh diri. FTS diketahui meregang nyawa setelah ditemukan di lahan warga pada Senin (14/10/2019) lalu.

Kapolsek Pademangan Kompol Joko Handono mengatakan, pihaknya telah mengolah lokasi kejadian perkara sesaat bocah malang itu lompat.

“Dari 4 orang yang kami periksa, mereka mengatakan bahwa kejadian itu cepat sekali dan saat hari Senin rekan-rekan yang lain sedang upacara, yang bersangkutan masih berada di kelas,” ujar Joko kepada akurat.co, Rabu (16/10/2019).

Joko melanjutkan “Itu informasi dari temannya yang masih melihat terakhir di dalam ruangan, kemudian terdengar suara teriakan dan kemudian ada seperti benda jatuh,” lanjutnya.

Rekan korban mengecek apakah ada benda yang terjatuh dari dalam kelas. Namun setelah dicek, korban malah ditemukan berada di luar bangunan sekolah.

“Pada saat terjatuh itu kondisinya masih hidup kemudian masih bergerak dan nah dari pihak sekolah dibawa ke rumah sakit,” katanya.

FTS mendapat penanganan medis seketika itu juga. Kurang lebih 11 jam dari perawatan tersebut, bocah malang itu dinyatakan meninggal oleh tim Dokter.

“Jadi sekitar jam 18:30 korban meninggal dunia, kami juga melihat sudah ada upaya dari medis untuk melakukan penyelamatan terhadap dia,” jelasnya.

Merujuk hasil olah tempat kejadian perkara, Joko menyimpukan bahwa korban keluar dari jendela kemudian melompat dari gedung sekolah. Joko menyebut ada upaya korban untuk mencapai pagar luar sekolah.

“Jadi jarak antara gedung dan tempat jatuhnya korban itu kalau dia memang sengaja terpeleset sepertinya tidak mungkin. Karena pasti dia jatuh di lingkungan sekolah, tapi ini jauh di luar sekolah, jadi ada tolakan untuk menuju ke sana,” katanya.

Kematian FTS disebut Joko tidak ada pemicu dari pihak keluarga. Selama ini, orang tua korban diketahui sangat menyayangi anak semata wayang itu.

“Kalau dari pemeriksaan kita wawancara dengan keluarga terutama dengan ibu korban bahwa yang bersangkutan memang pendiam dan tidak ada tanda-tanda bermasalah di keluarga dan di lingkungan teman-teman,” jelasnya.

Pihaknya enggan menyudutkan pihak sekolah lantaran adanya korban. Pasalnya, bangunan sekolah itu termasuk baru dan sarana dan prasarana nya belum lengkap.

“Itu ranahnya pihak sekolah kewajiban kami hanya melakukan olah TKP, ” katanya.