News  

Pemuda OKI Sesali Jokowi Tak Hadiri KTT Kuala Lumpur Bahas Keumatan

KTT Summit di Malaysia

OIC Youth Indonesia, Pemuda Organisasi Kerjasama Islam atau Pemuda OKI, menyayangkan ketidakhadiran Presiden Joko Widodo di dalam forum KTT Kuala Lumpur atau KL Summit 2019, yang dihadiri tokoh dan pemimpin dunia Muslim guna membahas masalah keumatan.

“Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, memiliki peran penting dalam pertemuan KTT ini, namun, sangat disayangkan Presiden Jokowi, yang sebelumnya sudah masuk ke dalam daftar pembicara, tidak dapat hadir,” ujar OIC Youth Indonesia dalam rilisnya hari Jumat (20/12).

Pemuda OKI Indonesia juga menyesal  karena Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin juga membatalkan kehadiran karena faktor fisik yaitu kelelahan. Pemimpin dunia lainnya yang absen dalam pertemuan ini adalah Saudi Arabia dan Pakistan.

Pernyataan yang ditandatangani Secretary General Astrid Nadya Rizqita dan Executive Secretary Maulida Ayu, itu mengatakan, ada sebanyak 259 perwakilan delegasi dari 52 negara serta 150 delegasi Malaysia berkumpul di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, 18-21 Desember 2019.

Dalam pertemuan ini mengusung tema The Role of Development in Achieving National Sovereignty, dinilai sebagai mempertemukan para pemangku kepentingan seperti akademisi, politisi, tokoh intelektual hingga pemimpin dunia dari negara-negara Muslim.

Di antara yang hadir adalah Mahathir Mohammad, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

Pemuda OKI Indonesia mengatakan, forum ini membahas berbagai isu-isu yang dihadapi umat Islam, seperti Krisis Migrasi Rohingya, Kekerasan Muslim Uighur di Cina, Perang Yamen, Kesetaraan Gender, dan Kesenjangan Ekonomi di Kawasan Timur Tengah.

Ketua Pemuda OKI Indonesia, Tantan Taufiq Lubis,  berharap, forum ini bisa menghasilkan kesepahaman dan kesepakatan tentang penguatan kerjasama negara-negara Muslim dalam berbagai aspek.

Baik itu penguatan kolaborasi ekonomi dan politik juga dalam hal kerjasama kebudayaan dan pendidikan serta komitmen pembangunan dan pemberdayaan pemuda Muslim. {indonesianinside}