News  

Sosok Brittney Griner, Pebasket AS Yang Ditukar Dengan Bandar Senjata Rusia

Kesepakatan pertukaran tahanan tingkat tinggi antara Rusia dan Amerika Serikat kembali dilakukan. Kali ini Rusia sepakat untuk membebaskan pebasket terkenal sekaligus bintang Women’s National Basketball Association (WNBA) Brittney Griner.

Penahanan Griner di Rusia merupakan sorotan besar di AS. Sejak pertama kali ditahan oleh Rusia desakan agar Pemerintah AS membantu pembebasan Griner semakin deras dari waktu ke waktu.

Akhirnya pada Kamis (7/12), Rusia menukar Griner dengan bandar senjata Rusia Viktor Bout yang telah lama ditahan oleh AS .

Sebelumnya, Brittney Griner dihukum oleh Pengadilan Moskow karena mencoba menyelundupkan vape yang mengandung ganja ke Rusia.

Siapa sebenarnya Griner? dan kenapa Presiden Joe Biden mau menukar Griner dengan seorang bandar senjata?
Dikutip dari The Guardian, perempuan dengan nama lengkap Brittney Yevette Griner ini lahir di Houston pada 18 Oktober 1990. Ia lahir dari pasangan Raymond Griner dan Sandra Griner.

Anak bungsu dari empat bersaudara ini telah memiliki minat dalam olahraga sejak kanak-kanak. Minatnya terhadap basket membawanya untuk menempuh pendidikan di Universitas Baylor sebagai atlet beasiswa basket.

Griner mulai dikenal ketika selama tiga kali dinobatkan sebagai AP Player of the Year dan Most Outstanding Player of the Final Four NCAA pada 2012.

Sepanjang tahun tersebut, Griner sempat memimpin Baylor ke kejuaraan NCAA. Bahkan, ia tercatat sebagai pencetak poin terbanyak dalam sejarah NCAA yang mengumpulkan sebanyak 2000 poin dan 500 blok.

Dikutip laman resmi Women’s National Basketball Association, prestasi gemilang Griner membuatnya terpilih menjadi anggota tim Phoenix Mercury pada 2013.

Selama masa-masa tersebut, ia berhasil menyamai rekor pemain legendaris Candace Parker dalam slam dunk.
Ia semakin semakin dikenal setelah berhasil membawa Phoenix Mercury memenangi WNBA pada 2014.

Griner juga berhasil meraih medali emas pada Olimpiade 2016 dan 2020. Griner juga berhasil membawa AS menjadi juara dunia basket.

Kontroversi

Selain dikenal pebasket yang andal, Griner dikenal dengan sederet kontroversi. Ia pernah diskorsing selama tujuh pertandingan selama berkarier di dunia basket profesional.

Pada 2015, Griner harus berurusan dengan hukum di AS. Ia ditangkap atas tuduhan penyerangan dan perilaku tidak tertib.

Dikutip dari AP News, Griner mengaku dirinya sebagai lesbian dalam sebuah wawancara pada 2013.
Seusai mengungkapkan orientasi seksualnya Griner dikontrak produsen olah raga ternama dari AS, Nike. Ia menjadi atlet pertama dari kelompok LGBT yang dikontrak oleh Nike.

Griner kembali menarik perhatian setelah ia menikah dengan rekan pebasketnya di WNBA Glory Johnson pada 2015. Dari pernikahannya, Johnson hamil anak kembar melalui fertilisasi in vitro.

Namun setahun setelahnya, Griner menceraikan Johnson. Griner pun menikah lagi dengan rekannya di Universitas Baylor Cherelle Griner pada 2019.

Ditangkap di Rusia

Awal 2022 Griner menjadi tajuk utama pemberitaan dunia. Griner ditangkap pada 17 Februari di Bandara Internasional Sheremetyevo karena membawa minyak hashish untuk vape.

Minyak hashish dianggap ilegal di Rusia. Sebab, minyak tersebut mengandung ganja.

Pengacaranya berdalih bahwa Griner menggunakan ganja untuk tujuan medis yang diperkuat dengan surat dokter. Kementerian Luar Negeri AS membela Griner dengan mengatakan bahwa ia menjadi korban salah tahan. Mereka lalu memindahkan kasus Griner ke Kantor Utusan Khusus Presiden AS untuk urusan penyanderaan.

Meskipun telah memberikan bukti berupa surat dokter, perempuan berusia 31 tahun tersebut tetap dijatuhi hukuman penjara selama 9 tahun dan denda Rp 246 juta. Pengacara Griner pun menganggap hukuman tersebut tidak adil dan melakukan banding.

“Saya membuat kesalahan yang tidak disengaja dan saya berharap kesalahan itu tidak mengakhiri hidup saya,” kata Griner dalam sidang bacaan dakwaan pada Kamis (4/8).

Ketidakadilan yang diterima oleh Griner pun membawa perempuan tersebut menjadi tahanan yang ditukar oleh Rusia dan Amerika Serikat. Presiden AS Joe Biden menilai Rusia telah keliru dengan menahan Griner sehingga pertukaran ini menjadi penting untuk dilakukan.(Sumber)