Tekno  

Julian Assange, Sosok Kontroversial Di Balik Wikileaks

Julian Assange adalah sosok kontroversial, sebagian menganggapnya pahlawan, sebagian membencinya. Setelah 7 tahun berada dalam pengungsian di kedutaan Ekuador di London, ia akhirnya ditangkap dan terancam diekstradisi ke Amerika Serikat.

Julian yang berkebangsaan Australia dan kini berumur 47 tahun, jadi pusat perhatian ketika mendirikan website WikiLeaks pada tahun 2006. WikiLeaks bolehlah disebut sebagai perpustakaan online berisi dokumen rahasia pemerintah, lembaga intellijen, partai politik sampai perusahaan multinasional.

Dikutip dari detikINET, server WikiLeaks kabarnya berlokasi di berbagai belahan dunia. Namun server pusatnya diketahui berada di sebuah bunker nuklir bawah tanah di Stockholm, Swedia.

Sebagai editor WikiLeaks, Assange berperan dalam publikasi lebih dari 10 juta dokumen. Ia juga mendapat dukungan dari nama terkenal termasuk novelis Tariq Ali, pembuat film Ken Loach, Pamela Anderson sampai Jemima Goldsmith.

Assange dikenal sebagai jurnalis sekaligus programmer komputer. “Adalah peran dari jurnalisme yang bagus untuk melawan pelaku yang powerful,” katanya suatu ketika.

Beberapa bocoran besar WikiLekas antara lain panduan Angkatan Darat AS setebal 238 halaman mengenai prosedur operasi standar bagi penjara Kamp Delta di Guantanamo Bay, Kuba.

Panduan ini menunjukkan bahwa Angkatan Darat AS memiliki kebijakan menyembunyikan sejumlah tahanan dari para inspektur Palang Merah dan menahan tahanan-tahanan baru dalam ruang isolasi selama dua pekan untuk membuat mereka lebih patuh pada petugas interogasi.

WikiLeaks juga pernah membocorkan rekaman video serangan helikopter Apache milik AS pada tahun 2007 di Baghdad yang menewaskan 9 orang, termasuk seorang fotografer berita Reuters dan sopirnya.

Prajurit Angkatan Darat AS, Bradley Manning, perempuan transgender yang kemudian dikenal sebagai Chelsea Manning, kemudian ditangkap atas perilisan video tersebut dan material rahasia lainnya mengenai perang di Irak dan kematian warga sipil.

Kemudian, WikiLeaks merilis hampir 20 ribu email Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) dan pada 7 Oktober 2016, WikiLeaks merilis 2 ribu email dari manajer kampanye pencalonan presiden Hillary Clinton, John Podesta.

Email-email yang oleh badan intelijen AS kemudian dinyatakan telah dicuri oleh para peretas yang bekerja untuk pemerintah Rusia, tampaknya menunjukkan bahwa DNC lebih mendukung Clinton dibanding rivalnya, Senator Bernie Sanders.

Tak banyak yang diketahui dari kehidupan pribadi Julian Assange, yang mengundurkan diri dari posisi editor WikiLeaks pada September 2018. Orang tuanya dilaporkan berkenalan saat mereka ikut demonstrasi menentang perang Vietnam.

Assange lahir di Townsville, Australia pada tahun 1971. Dia pernah pindah-pindah sampai 37 sekolah karena ibunya berkeliling mengendalikan perusahaan bioskop keliling.

Antara tahun 2003 dan 2005, Assange kuliah di University of Melbourne. Dia pernah menjadi Vice President kelompok mahasiswa matematika dan statistik. Tapi Asssange tidak menamatkan kuliahnya.

Dikejar-kejar aparat hukum, Assange mengungsi di Kedutaan Besar Ekuador di London pada tahun 2012 setelah mendapatkan suaka politik. Selain dengan pemerintah Amerika Serikat, Assange juga diinvestigasi oleh aparat Swedia atas tuduhan pemerkosaan.

Kasus itu digugurkan pengadilan Swedia tahun 2017, namun Assange tetap tinggal di Kedubes Ekuador. Ia khawatir akan diekstradisi ke AS terkait soal aktivitas pembocoran file-file Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon di WikiLeaks. AS selama ini menganggap Assange dan WikiLeaks membahayakan keamanan nasional.

Maka selama 7 tahun, Assange benar-benar tidak pernah keluar dari gedung kedutaan Ekuador. Selama itu, ia pernah dikunjungi antara lain Pamela Anderson dan politikus Inggris, Nigel Farage.

Tapi pada bulan Maret, dilaporkan pihak Kedutaan memutus koneksi internat dan komunikasinya. Pakar kesehatan juga memperingatkan kesehatan Assange berisiko memburuk karena terus berada di dalam ruangan.

Salah satu faktor yang membuat Ekuador tidak tahan lagi dengan Assange adalah pada beberapa waktu belakangan, tingkahnya semakin menyebalkan. Antara lain mengotori tembok kedutaan dengan kotorannya sendiri.

“Saat tinggal di kedutaan Ekuador, mereka mentoleransi kelakuan Mr Assange seperti menempelkan tinja ke tembok dan tipe kelakuan semacam itu yang jauh dari respek minimum seorang tamu pada negara yang dengan ramah menyambutnya,” sebut Kementerian Dalam Negeri Ekuador.

Assange juga kehilangan dukungan dari para rekan-rekannya karena beragam tingkahnya yang seakan melawan mereka. Termasuk dengan bocoran WikiLeaks yang mendiskreditkan Hillary Clinton.

Assange memang dikabarkan sukar menjalin hubungan baik bahkan dengan suporternya. Seorang mantan teman menyebutnya sebagai eksentrik, terobsesi, paranoid dan penuh ego.

Akhirnya Ekuador pun memutuskan mencabut suaka politiknya. Assange pun saat ini telah ditangkap oleh aparat Inggris dan belum diketahui bagaimana nasibnya selanjutnya. [detik]