News  

Gara-gara Nakal, Murid SD Dikurung Gurunya Dalam Kandang Besi

Murid kelas 1 Sekolah Dasar (SD) di Negeri Sembilan, Malaysia, dikurung oleh gurunya di dalam kandang besi untuk sementara. Sang guru beralasan hal itu dilakukannya lantaran murid tersebut berperilaku buruk.

Peristiwa ini diungkap oleh orang tua murid yang bernama Azuan (30 tahun) dalam cuitannya di Twitter pada Selasa (27/6). Dia juga menyertakan screenshot dari percakapannya dengan guru yang diduga menghukum murid bersangkutan.

Ayah dari tiga anak itu menulis adanya seorang anak berusia 7 tahun yang diduga dikurung di dalam kandang besi karena usil kepada teman-teman sekelasnya.

Kepada The Star, Azuan mengatakan insiden itu terjadi di sebuah sekolah di Rambau, Negeri Sembilan, pada hari yang sama dia mempublikasikannya di Twitter.

Insiden ini melibatkan seorang bocah laki-laki yang merupakan teman dari anak Azuan itu sendiri. Sang guru diduga memberi hukuman kepadanya setelah bocah tersebut tak kunjung diam.

“Di grup WhatsApp [dengan orang tua dan guru], kami diberi tahu bahwa anak itu bermain di kelas,” ungkap Azuan.
“Dia tidak mau diam dan terus mengganggu teman-temannya dengan menarik-narik celana mereka,” sambung dia.

Dalam grup WhatsApp ini, orang tua murid menanyakan apakah benar anak mereka ditempatkan di dalam kandang besi supaya diasingkan dari teman-teman sekelasnya.

“Ya, Pak, saya memang menempatkannya di sana,” jawab seorang guru.
Menerima jawaban itu, Azuan langsung naik pitam. Menurut dia, tidak ada satu pun anak yang pantas dihukum dengan cara dikurung di dalam kandang — mau senakal apa pun dia.

“Tidak bertanggung jawab untuk mengurung anak di dalam kandang, dia baru kelas satu [SD]. Mereka masih kecil,” tegas Azuan.

“Pada usia tersebut, mereka memang terkadang nakal, tapi itu tidak seharusnya menjadi alasan untuk mengurung mereka. Ada cara-cara lain yang lebih masuk akal,” sambung dia.

Selain tidak bertanggung jawab, kondisi di dalam kandang besi itu sendiri dianggap tidak aman. Sebab, Azuan mengeklaim di sana juga terletak kotak sekring yang bisa membahayakan anak di bawah umur jika tidak diawasi.

“Anak-anak tidak hanya ditempatkan di ‘kandang besi’ tetapi ada kotak sekring di dalamnya. Ini berbahaya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika anak-anak bermain dengan itu,” ungkap Azuan.

“Jika itu terjadi pada anak saya, saya akan marah. Saya akan laporkan masalah ini ke dinas pendidikan kabupaten,” pungkasnya.

Terkait hal ini, seorang sumber kepada The Independent mengatakan laporan kepada Dinas Pendidikan Rembau sudah diajukan.

“Dinas telah menerima laporan tersebut dan wali dari anak tersebut juga telah bertemu dengan kami untuk mendiskusikan masalah ini,” kata sumber itu.

Pihak kepolisian setempat juga telah menyelidiki insiden tersebut. Wakil Inspektur Kepala Polisi Rembau, Hazri Mohamad, menjelaskan bahwa memang benar ada guru berusia 43 tahun yang menghukum bocah SD di dalam kandang besi.

Namun, kata Mohamad, sebenarnya kandang besi ini merupakan area pameran untuk Komunitas Pencegahan Narkoba di sekolah tersebut.

Mohamad menambahkan, sebuah pertemuan untuk membahas perihal ini juga telah dilaksanakan sehari setelah kejadian, pada Kamis (28/6). Dikatakan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan.

“Hadir dalam pertemuan tersebut adalah perwakilan dari Dinas Pendidikan kabupaten, pihak sekolah, dan keluarga korban,” ujar Mohamad.(Sumber)