Ayat Kursi, salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang terdapat pada Surah Al-Baqarah ayat 255, memiliki keutamaan luar biasa. Selain menjadi pelindung dari gangguan jin dan setan, membaca Ayat Kursi secara rutin juga mendatangkan keberkahan dan rasa aman.
Lantas, mengapa jin tidak berani mengganggu orang yang membaca Ayat Kursi? Berikut adalah penjelasan dari sisi ilmiah dan logis.
Ayat Kursi mengandung pujian kepada Allah, menyebut sifat-sifat-Nya yang Mahakuasa, seperti Allah yang Maha Hidup, Maha Mengurus makhluk-Nya, dan tidak pernah mengantuk atau tidur. Keagungan dan kebesaran-Nya yang dilukiskan dalam ayat ini menciptakan energi positif bagi pembacanya, yang pada gilirannya menjadi perisai dari energi negatif, termasuk gangguan jin.
Jin Sendiri Mengaku Tak Berani Mengganggu
Dalam sejumlah hadits, jin mengaku bahwa mereka tidak akan mengganggu orang yang membaca ayat kursi.
“Apabila kamu hendak pergi ke peraduan, bacalah ayat kursi. Sesungguhnya engkau akan terus menerus mendapat pemeliharaan dari Allah dan tiada setan yang berani mendekatimu hingga pagi hari,” kata jin kepada Abu Hurairah saat ia tertangkap dan hendak dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah membenarkan perkataan jin itu.
Dalam sejarah Islam, ada beberapa kisah yang menunjukkan bagaimana Ayat Kursi memiliki kekuatan perlindungan luar biasa dari gangguan jin. Salah satu kisahnya adalah tentang Abu Ayyub Al-Anshari yang pernah menangkap jin. Ketika jin itu ditangkap, ia menawarkan sebuah rahasia sebagai syarat untuk dibebaskan. Jin tersebut mengungkapkan bahwa jika seseorang membaca Ayat Kursi, tidak ada makhluk dari kalangan jin yang berani mendekati atau mengganggunya.
Abu Ayyub kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW membenarkan pernyataan jin tersebut, menegaskan kebenaran keutamaan Ayat Kursi.
Kisah lain datang dari Ka’ab, ayah Ubay, yang pernah memergoki jin saat hendak mencuri kurmanya. Ketika tertangkap, jin itu mengakui kelemahannya terhadap Ayat Kursi, mengungkapkan bahwa ayat ini adalah pelindung yang sangat kuat bagi manusia dari gangguan jin. Rasulullah SAW juga membenarkan apa yang diceritakan oleh Ka’ab.
Penjelasan dalam Tafsir Al Misbah
Sebagian ulama tafsir menjelaskan bahwa salah satu alasan jin tidak berani mengganggu orang yang membaca Ayat Kursi adalah karena ayat ini menanamkan keyakinan akan kebesaran dan kekuasaan Allah dalam hati pembacanya. Ayat ini memuat pengakuan dan penguatan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Hidup, dan Maha Mengurus segala sesuatu.
Orang yang membaca Ayat Kursi dengan penuh keyakinan sejatinya sedang menyerahkan jiwa dan raganya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang tiada Tuhan selain Dia. Dalam ketundukan tersebut, ia memohon perlindungan langsung dari Allah, Sang Pemilik segala kekuatan.
Bisa jadi saat itu bisikan iblis terlintas. “Yang kamu mintai pertolongan itu dulu pernah ada, tapi kini telah mati.” Maka penggalan ayat berikutnya menjawab kekeliruan itu. Bahwa Dia al hayyu (الْحَيُّ) yang Mahahidup dengan kehidupan yang kekal.
Bisa jadi iblis datang lagi dengan membawa keraguan berbeda. “Memang Dia hidup. Tetapi Dia tidak ambil pusing dengan hidupmu.” Maka penggalan ayat berikutnya menjawab kebohongan itu. Bahwa Dia al qayyum (الْقَيُّومُ) yakni terus menerus mengurus makhluk-Nya. Bahkan Dia:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
tidak mengantuk dan tidak tidur.
Dengan jawaban itu, sirna sudah bisikan dan keraguan dari iblis. Namun bisa jadi ia datang lagi dengan menghembuskan, “Dia tidak dapat menjangkau tempatmu. Ada tempat-tempat yang hanya bisa dilindungi oleh kekuatan iblis
Maka penggalan ayat berikutnya menjawab dengan gamblang:
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Bisa jadi iblis belum putus asa lalu datang dengan syubhat yang lain. “Musuhmu punya rencana yang sangat rahasia sehingga Tuhanmu tidak mengetahuinya.” Lanjutan ayat kursi menampik syubhat ini:
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Allah mengetahui segalanya, di mana saja dan kapan saja baik di masa lalu maupun di masa depan. Bahkan seluruh alam semesta ini adalah kepunyaan Allah. Hingga langit dan arsy.
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Mungkin iblis masih datang lagi berusaha menghembuskan bisikan. “Kalau begitu, Dia akan kelelahan menjaga kekuasaan-Nya yang sangat luas.” Maka jawaban tegas ada di penggalan ayat berikutnya:
وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
“Maka sangat wajar dan logis penjelasan yang menyatakan bahwa siapa yang membaca ayat kursi, maka ia akan memperoleh perlindungan Allah dan tidak akan diganggu syetan,” demikian Tafsir Al Misbah.
Yang Ditakuti Bukan Sekedar Membaca
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa jin tidak takut hanya karena seseorang membaca ayat kursi. Jin akan merasa takut kepada orang yang membaca ayat kursi dengan keyakinan penuh dan pemahaman terhadap maknanya. Orang tersebut benar-benar menggantungkan perlindungan dan pertolongannya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagian orang beranggapan bahwa jin tidak takut pada ayat kursi. Mereka beralasan bahwa ada kasus di mana ayat kursi dibacakan di hadapan orang yang kesurupan, tetapi jin tetap tidak merasa takut. Atau ada orang yang membaca ayat kursi, namun masih mengalami gangguan jin.
Hal ini terjadi karena ayat kursi hanya dibaca seperti membaca teks biasa, tanpa penghayatan atau keyakinan mendalam. Padahal, ayat kursi adalah kalam Allah dalam Al-Qur’an yang seharusnya dibaca dengan penuh penghayatan dan keyakinan. Jika seseorang bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah dengan menghayati maknanya, maka Allah pasti akan memberikan perlindungan. Dengan begitu, janji-janji keutamaan yang disebutkan dalam hadits akan terwujud. Wallahu a’lam bish shawab.