Carlo Pernat: Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025 Bikin Persaingan Juara Dunia Terhenti!

PENGAMAT MotoGP sekaligus mantan manajer Valentino Rossi, Carlo Pernat, kritik dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025. Menurutnya, aksi menggila Marc Marquez beri dampak buruk bagi persaingan di kejuaraan dunia.

Bagi Pernat, persaingan itu kini terhenti karena Marquez yang sulit dibendung para rivalnya. Dia pun tak kaget melihat Marquez tampil sempurna karena memang dirinya pembalap hebat dan kini didukung juga dengan motor dan tim terbaik di MotoGP saat ini.

1. Dominasi Marc Marquez
Ya, Marc Marquez mendominasi MotoGP 2025. Dia beberapa kali sukses sapu bersih kemenangan, termasuk di seri MotoGP Belanda 2025 yang digelar pada akhir pekan lalu.

Saat mentas di Sirkuit Assen, Marquez menang di sprint race dan juga balapan utama. Ini jadi kemenangan sempurnanya yang keenam di MotoGP 2025.

Secara keseluruhan, Marquez sudah menang enam kali di balapan utama dan 9 kali di sprint race. Dia pun kukuh memimpin klasemen dengan 307 poin. Marquez unggul hingga 68 poin dari sang adik, Alex Marquez yang ada di urutan kedua.

2. Dikritik

Meski tampil gemilang, penampilan Marc Marquez tak sepenuhnya tuai pujian. Dia juga bahkan mendapat kritikan.

Salah satu kritikan datang dari Carlo Pernat. Eks Manajer Valentino Rossi itu menilai pertunjukan Marc Marquez tidaklah hebat. Hal itu dinilainya sangat wajar terjadi karena Marquez merupakan sosok pembalap berkualitas dan kini makin menggila karena tunggangi motor Ducati yang kompetitif.

Dominasi Marquez pun dinilai Pernat membuat persaingan jadi tak begitu menarik. Dia akan selalu difavoritkan menang dan sulit dikejar rival lainnya.

“Kesan saya adalah Grand Prix (Belanda) ini telah menegaskan bahwa pilihan Ducati, khususnya Dall’Igna, dengan Marquez, telah sedikit menghentikan kejuaraan dunia,” ujar Pernat, dikutip dari Motosan, Rabu (2/7/2025).

“Kita tidak melihat pertunjukan yang hebat. Kita memiliki pembalap terbaik dengan motor terbaik dan dengan tim terbaik. Apa yang dapat Anda lakukan? Lebih dari sekadar menang?” lanjutnya.

“Dan bahkan belum setengah jalan menjalani kejuaraan, kita hampir mengatakan bahwa dengan empat Grand Prix tersisa, saya dapat menutup pembicaraan tentang gelar juara. Saya tidak tahu harus berkata apa,” tutup Pernat.(Sumber)