Orang Terkaya Dunia Elon Musk Bagikan Hibah Rp.1,4 Triliun, Ini Syaratnya

Orang terkaya di dunia Elon Musk mengumumkan bahwa dirinya mau bagi-bagi cuan sebesar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun. Namun, hibah ini ada syaratnya.

Pengumuman donasi tersebut disampaikan langsung oleh Musk lewat Twitter pekan lalu. CEO produsen mobil listrik Tesla dan manufaktur antariksa SpaceX itu mau bagi uang sebesar itu kepada orang yang bisa menciptakan teknologi penangkap karbon dioksida.

“Saya menyumbangkan $100 juta untuk hadiah untuk teknologi penangkapan karbon (dioksida) terbaik,” kata Musk, sembari menambahkan di kicauan lain bahwa detail soal hibah ini bakal disampaikan pada pekan ini.

Pengumuman yang disampaikan Musk cukup mengagetkan. Meski jadi orang terkaya di dunia dan sudah lama masuk dalam daftar 500 orang sugih sejagat versi Bloomberg, ia tergolong baru dalam dunia filantropi.

Menurut laporan Bloomberg, Musk hanya melakukan sedikit kegiatan amal di depan umum. Dia memang telah mendonasikan lebih dari 257 juta dolar AS ke Musk Foundation, tapi itu cuma setara dengan sekitar 0,1 persen dari kekayaan bersihnya saat ini.

Sebelumnya, Musk juga pernah mendistribusikan 65 juta dolar AS pada sekitar tahun 2016 dan 2018 kepada sekitar 200 lembaga nonprofit, menurut analisis Quartz.

Musk sendiri mengindikasikan bahwa alasan dia mengumpulkan kekayaan adalah untuk menjalankan proyek-proyek yang dia sukai, seperti eksplorasi luar angkasa.

“Dibutuhkan banyak sumber daya untuk membangun kota di Mars,” katanya kepada penerbit Jerman Axel Springer. “Saya ingin dapat berkontribusi sebanyak mungkin.”

Rencana Musk untuk memberikan dana hibah ke teknologi penangkap karbon juga sejalan dengan kepentingan bisnisnya yang lain. Tesla, misalnya, sebagian besar berfokus pada solusi teknologi untuk masalah lingkungan seperti polusi mobil konvensional.

Penangkapan dan penyimpanan karbon sendiri adalah perpaduan dari berbagai teknologi, yang semuanya memiliki satu tujuan: Menangkap emisi karbon dioksida, gas rumah kaca yang menghangatkan planet, dan menghentikan pembuangannya ke atmosfer.

Nantinya, alat penangkap karbon tersebut dapat dipasang untuk menangkap emisi dari pembangkit listrik, industri atau bahkan langsung dari udara. {kumparan}