News  

Tiba di Indonesia, Astrazeneca Klaim Kemanjuran Vaksinnya 76 Persen Tangkal COVID-19

Vaksin Covid-19 produksi Astrazeneca yang sudah tiba di Indonesia kemarin diklaim memiliki kemanjuran atau efektivitas 76% terhadap Covid-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi.

Klaim tersebut diungkapkan Presiden Direktur Astrazeneca Indonesia, Sewhan Chon melalui keterangan pers yang diterima Beritasatu.com, Selasa (9/3/2021).

“Kemanjuran vaksin setelah dosis kedua lebih tinggi apabila diberikan dengan interval yang lebih lama, yakni mencapai 81,3% apabila interval pemberian dosis pertama dan kedua 12 minggu atau lebih,” ucap Sewhan.

Sebagai catatan, kemanjuran atau efektivitas vaksin adalah kemampuan vaksin tersebut dalam menurunkan kejadian penyakit di dunia nyata, bukan di dalam uji coba.

Sedangkan berdasarkan hasil uji klinik, Sewhan menyebutkan, telah mengonfirmasi bahwa vaksin Astrazeneca mampu 100% mencegah terjadinya penyakit parah, rawat inap, dan kematian, lebih dari 22 hari setelah dosis pertama diberikan.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa vaksin mengurangi penularan virus pada orang tanpa gejala secara signifikan hingga dua pertiga. Hal ini berdasarkan swab test mingguan yang dilakukan pada sukarelawan dalam uji klinik di Inggris.

Vaksin Covid-19 Astrazeneca ditemukan bersama oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin out-nya, Vaccitech.

Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa atau adenovirus yang mana menyebabkan infeksi pada simpanse, dan mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2.

Spike adalah bagian pada virus yang menyerupai tonjolan yang berbentuk seperti paku-paku. Bagian inilah yang menempel dan menghubungkan virus dengan sel manusia. Setelah divaksinasi, protein permukaan spike diproduksi, yang mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

Disebutkan bahwa Emergency Use Listing WHO terhadap vaksin Astrazeneca ini didasarkan pada hasil analisis kemanjuran gabungan dari 11.636 subjek atau peserta penelitian.

Mereka berusia 18 tahun ke atas. Terdapat 131 infeksi Covid-19 dengan gejala dari Inggris dan Brasil dalam uji klinik fase III yang dilakukan oleh Universitas Oxford.

Ia menyebutkan, keamanan keseluruhan didasarkan pada analisis sementara dari data yang dikumpulkan dari empat uji klinik yang dilakukan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan yang mencakup 23.745 peserta berusia 18 tahun ke atas.

Vaksin Covid-19 Astrazeneca dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada kejadian keamanan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin tersebut. Para peserta berasal dari berbagai kelompok etnis dan geografis yang sehat atau memiliki kondisi medis awal yang stabil.

Selain program yang dipimpin oleh Universitas Oxford, Astrazeneca pun sedang melakukan uji coba besar di AS dan juga global. Secara total, Universitas Oxford dan Astrazeneca berharap dapat menyertakan hingga 60.000 peserta penelitian secara global.

“Vaksin Covid-19 Astrazeneca telah diberikan otorisasi pemasaran bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 50 negara, dengan Emergency Use Listing dari WHO sekarang mempercepat jalur akses di 142 negara melalui fasilitas Covax,” ucap Sewhan. {beritasatu}