Wakil Ketua MPR Ini Terbius Keindahan Karst Sangkulirang

karst

Usai melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Mahyudin didampingi Ketua DPRD Kutim; Mahyunadi dan Ketua KNPI Kutim; Munir Perdana mengunjungi Sangkulirang pada 17-18 Februari 2018 lalu.

“Saya sempatkan diri mengunjungi Karst Sangkulirang Mangkalihat. Ini pertama kalinya. Pemandangan dinding, gua dan puncaknya luar biasa. Karena memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas. Indah!” ujar Mahyudin.

Mahyudin menganggap destinasi wisata ini sangat potensial bila dikelola secara profesional. “Kutai Timur patut berbangga memiliki Karst Sangkulirang. Bila dipromosikan berkala dan dikelola secara lebih serius dapat mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak sedikit” kata Mantan Bupati Kutai Timur ini.

Menurut Mahyudin, Kutai Timur jangan lagi hanya bergantung pada hasil alam seperti Batubara dan Sawit tapi mulai beralih ke pariwisata, seni dan budaya.

Lebih lanjut, Mahyudin melihat banyak potensi yang dimiliki Karst Sangkulirang. “Sangkulirang setidaknya memiliki 4 potensi luar biasa, mulai Potensi Sejarah sebagai titik awal kemunculan manusia purba. Lalu Potensi Alam dan Potensi Fauna Endemik hingga Potensi Ekonomi seperti sarang Burung Walet” tutur Mahyudin.

Berdasarkan itulah, Mahyudin bersikeras agar Sangkulirang tetap dipertahankan masuk sebagai Kawasan Hutan Lindung. “Saya orang yang paling keras menolak hadirnya pabrik semen atau tambang di Sangkulirang. Bisa-bisa keindahannya terkikis habis, sungai-sungai tercemar, OrangUtan punah dan banyak dampak negatif lainnya.” Kata legislator Partai Golkar asal dapil Kaltim-Kaltara ini.

Karenanya, Mahyudin menghimbau pemerintah kabupaten (Pemkab) Kutim untuk merencanakan yang terbaik bagi Karst Sangkulirang.

“Pemkab Kutim harus melihat ini sebagai warisan yang harus dilestarikan. Pesona Sangkulirang harus dilindungi lewat perencanaan tata ruang, pemanfaatan lahan yang ekologis hingga pembangunan akses jalan untuk pembangunan berkelanjutan.” Pungkas Mahyudin. [ ]