Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), menceritakan pengalamannya saat pergi ke supermarket di Arab Saudi ketika melaksanakan umroh. JK melihat supermarket yang dia kunjungi itu 90 persen barang-barangnya buatan China.
Hal itu disampaikan JK dalam acara Kongres Ekonomi Umat 2 Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat dengan tema “Arus Baru Penguatan Ekonomi Indonesia” di kanal YouTube Official TVMUI seperti dikutip, Minggu (11/12/2021).
JK mengatakan barang buatan China itu bukan hanya terdiri dari mangkok dan piring-piring saja. Akan tetapi, kata JK , sandal dan ikat pinggang yang dijual di dalam toko tersebut juga buatan China.
“Kita ketahui semua Daud supermarket, saya lihat barang-barang dari baju ihram, sandal, ikat pinggang, kopiah, eh bukan tidak ada kopiah umroh, semuanya buatan China. Piring-piring, mangkok-mangkok, macam-macam semuanya barang-barang yang ada 90% buatan China,” kata JK.
Hal itu, kata JK semakin menunjukkan bahwa perdagangan tidak melihat agama. Menurut JK, salah satu kunci sukses berdagang adalah mampu bersaing dan China bisa membuktikan itu.
“Artinya perdagangan itu tidak melihat agama, kalau di sisi agama, mustinya Saudi belinya di Indonesia karena mayoritas Islam, kenapa, karena dagang itu kuncinya bersaing sekarang ini, persaingan itu tiga hal, yang lebih baik, yang lebih cepat dan lebih murah, karena China bisa berbuat itu, maka ekonomi kita tidak bisa melawannya itu,” ujar JK.
JK menambahkan orang China bisa lebih maju karena segala sesuatu yang dilakukan selalu ada takaran dan hitungannya. Di China, kata JK, satu keluarga bisa berprofesi sebagai pengusaha karena meneruskan usaha orang tuanya.
“Kenapa orang China bisa lebih maju, karena dia memulai dari hitung, dia ukur.. satu ada bapak 5 anak, anak ini 5’5nya dibelikan toko. Jadi pengusaha dari 1 menjadi 5. Kalau mulai punya anak, beli lagi di toko yang lain atau lebih besar lagi,” ujar JK.
“Makanya perlu kita tentu lihat, kita kadang-kadang satu pengusaha, satu anak jadi meneruskan, yang lainnya ini jadi tentara ingin jadi gubernur, ingin jadi bupati akhirnya tumbuhnya berkurang,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, JK juga mengungkap penyebab Islam negara di Asia Tenggara damai dan antar-negara tidak saling perang. Hal itu karena pengaruh pengusaha yang menyebarkan agama Islam ke Asia Tenggara.
Hal itu disampaikan JK dalam acara Kongres Ekonomi Umat 2 Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat dengan tema “Arus Baru Penguatan Ekonomi Indonesia” di kanal YouTube Official TVMUI seperti dikutip, Minggu (11/12/2021).
“Kenapa Indonesia ini, Asia Tenggara ini aman, tidak saling perang dan sebagainya… terhadap negara-negara Islam, karena yang membawa agama Islam ke Asia Tenggara ini para pengusaha, khususnya dari Yaman atau dari Gujarat,” kata JK.
JK mengatakan kondisi itu jauh berbeda dengan Timur Tengah yang seringkali mengalami peperangan. Di Indonesia, kata JK, banyak para ulama yang juga berprofesi pedagang menyebarkan ajaran Islam.
“Beda dengan di Timur Tengah mereka memang kadang-kadang perang, kita dibawa oleh para ulama, para pedagang yang ulama atau ulama yang pedagang dan itu memang ciri dari pada masa lalu,” kata JK.
JK juga berbicara mengenai masalah tingginya penerima zakat dibanding orang yang mengeluarkan zakat di Indonesia. Hal itulah, kata JK, yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama-sama seluruh stakeholder terkait.
“Jadi bagaimana pentingnya dan salah satu masalah kita ialah potensi tinggi dari realisasinya tuh tidak sampai situ, kalau berbicara zakat potensinya sekian Rp 250 triliun, yang di dapat ya ini, karena muzakkinya kurang itu yang dihadapi, mustahiknya aja yang banyak. Jadi bagaimana kita harus mempunyai upaya bersama-sama,” ungkap JK. {detik}