Indikasi Judi di Balik Tragedi Kanjuruhan, Arteria Dahlan: Pertandingan Seri Saja Bandar Sudah Untung

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menyebut laga Arema FC vs Persebaya Surabaya rawan disusupi aksi perjudian. Apalagi laga ini digelar di malam hari dengan banyak penonton yang berdatangan, termasuk yang menonton melalui televisi

“Saya tahu betul keadaan sepak bola, main siang sama malam itu beda, main malam itu jelas pertama penonton pasti lebih banyak, hak siar TV-nya lebih mahal, main malam indikasi judinya ada. Ini juga perlu dicermati,” kata Arteria Dahlan, saat meninjau Stadion Kanjuruhan Malang bersama Menpora dan Menteri PUPR, pada Kamis (13/10/2022).

Menurut Arteria yang pernah menjadi anggota Komite Banding PSSI di tahun 2009 – 2011 memang indikasi perjudian ini masih perlu ditelusuri lebih jauh. Tapi ia tak menampik bila kemungkinan itu terjadi, apalagi pertandingan ini merupakan pertandingan bergengsi yang menyedot perhatian pecinta bola.

“Indikasi ini harus kita lihat, kalau ada judi dibuat seri saja sudah untung bandar, jadi kita harus dibuat sedalam-dalamnya,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.

Dirinya juga menyoroti penjualan tiket pertandingan yang dilakukan Panpel hingga 42 ribu. Nantinya pihaknya bakal memanggil pihak-pihak terkait mulai dari PSSI, operator kompetisi, termasuk nanti akan dilihat proses verifikasi oleh PSSI seperti apa.

Kalau keamanan dan keselamatan itu ada 160 list nggak mungkin semua stadion terpenuhi, kecuali beberapa stadion kayak Bung Tomo dan sebagainya, tapi upaya-upaya mitigasi seperti apa. Upaya-upaya antisipasi seperti apa tiket terjual berapa,” terangnya.

Pria 47 tahun ini menjelaskan, seharusnya tidak mencetak tiket penuh sesuai kapasitas stadion. Hal ini demi menjaga keselamatan dan keamanan selama di dalam stadion, sebagaimana saat ia pernah berkecimpung di PSSI.
“Kapasitas stadion 43 ribu, zaman kami cuma (cetak tiket) 80 persen, misalkan cuma 35 ribu itu pun berdasarkan annev, kalau annev 20 ribu yang dipakai 20 ribu, stadionnya memang kosong karena alasan keamanan,” tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, kerusuhan pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, pada Sabtu malam (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan Malang. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2 – 3. Para suporter merangsak masuk ke lapangan dan menyerbu pemain. Banyak orang meninggal dunia karena tembakan gas air mata ke tribun, hingga membuat panik ribuan suporter dan terjadilah desak-desakan.

Akibat kejadian setidaknya 132 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan 550 orang luka-luka hingga Selasa sore (11/10/2022). Para korban ini tersebar di 24 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Para korban mayoritas berdesakan meninggalkan stadion karena semprotan gas air mata polisi ke arah tribun penonton. Akibat para penonton mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan hingga insiden terinjak-injak di pintu keluar stadion.

Pasca kejadian ini, tim investigasi bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit menetapkan enam tersangka, yakni Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penanggungjawab kompetisi, Ketua Panpel Arema Abdul Harris, Sekuriti Officer Suko Sutrisno.

Sedangkan tiga tersangka lain yakni Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidiq Achmadi, dan Komandan Kompi (Danki) 3 Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarmawan.

(Sumber)