News  

#UninstallJokowi Jadi Trending Topic Dunia

Dunia media sosial kemarin dihebohkan dengan tagar #UninstallBukalapak yang menjadi trending topic di Twitter. Seruan untuk meng-uninstall Bukalapak adalah respon kicauan CEO Bukalapak, Achmad Zaky soal presiden baru dan anggaran riset Indonesia.

“Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kayak gini (dua miliar dolar AS, 2016), mudah-mudahan presiden baru bisa naikin,” tulis Achmad Zaky di akun twitter pribadinya, Rabu (13/2/2019) malam dikutip dari cnbcindonesia.com.

Sontak, keesokan harinya, cuitan itu menjadi viral. Warganet pendukung capres nomer satu menyimpulkan, kicauan pribadi Zaky mengarah pada dukungan kepada salah satu calon presiden tertentu karena ada kata “presiden baru”. Namun, Zaky lantas buru-buru mengklarifikasinya, ia menyatakan tak bertendensi mendukung salah satu calon presiden tertentu.

Tidak lama setelah pendukung Jokowi memviralkan tagar #UnInstallBukalapak, warganet malah berbalik memviralkan tagar #UninstallJokowi dan tidak lama setelah itu, diikuti dengan viralnya tagar #ShutDownJokowi.

Dikutip dari tempo.co, Presiden Joko Widodo atau Jokowi hanya tertawa ketika disinggung mengenai tanda pagar (tagar) #UninstallJokowi yang menjadi trending topic di Twitter. “He-he-he-he,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, 16 Februari 2019.

Sementara itu sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo sekaligus calon presiden nomor 01 tak takut dengan gerakan #uninstallJokowi yang sempat menjadi trending topic dunia.

Menurut Hasto, langkah Jokowi yang langsung memanggil CEO Bukalapak, Achmad Zaky setelah ramai gerakan #uninstallbukalapak di Twitter bukan karena takut semakin meluasnya #uninstallJokowi.

“Ya enggak ada yang ditakutkan, jadi bagi Pak Jokowi merangkul. Apapun Pak Jokowi mengapresiasi karya pemuda yang visioner,” kata Hasto di Rumah Cemara, Minggu (17/2).

“Tak ada yang ditakutkan, yang ditakutkan Pak Jokowi hanya rakyat. Rakyat pun berpihak pada Jokowi,” ujar Hasto menambahkan.

Berbeda, juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Suhud Alynudin, menanggapi tagar #UninstallJokowi yang menjadi trending di Twitter. Ia mengingatkan perbedaan politik adalah hal biasa.

“Menurut kami afiliasi politik jangan mengalahkan sikap waras. Kalaupun ada perbedaan pilihan politik, di negara demokrasi hal yang biasa,” kata Suhud dikutip dari viva.co.id, Jumat, 15 Februari 2019.

Menurutnya, setiap aksi pasti ada reaksi. Gerakan #UninstallJokowi dinilainya merupakan respons atas sikap sekelompok warganet yang berlebihan menyikapi postingan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang dianggap berpihak pada pasangan capres.

“Menurut kami yang disampaikan CEO Bukalapak sama sekali tidak menunjukkan keberpihakan pada paslon capres tertentu. Kalaupun misalnya ada keberpihakan pun tidak masalah juga. Itu hak pribadi warga setiap warga negara. Jadi yang wajar sajalah,” kata Suhud.