News  

KA Argo Parahyangan Terancam Dimatikan dan Jalan Tol Ditutup Demi Kereta Cepat

Pemerintah menargetkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bisa beroperasi Juni 2023. Pembangunannya sudah mencapai 80,41 persen dan akan dikebut agar bisa jalan sesuai rencana.

Panjang lintasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencapai 143,2 km dengan empat stasiun di dalamnya. Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.

Berdasarkan data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), target penumpang kereta ini bisa mencapai 31.125 orang orang dalam sehari. Menurut Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, target tersebut sulit dicapai.

Kereta cepat harus bersaing dengan KA Argo Parahyangan yang selama ini menjadi andalan transportasi publik warga ke Bandung dari Stasiun Gambir, Jakarta.

Tak hanya Argo Parahyangan, kereta cepat juga harus bersaing dengan jalan tol yang selama ini juga menjadi pilihan para pengendara mobil pribadi, bus, atau mobil travel untuk ke Bandung, lewat Tol Jagorawi dan Tol Cipularang. Agus melihat bukan tidak mungkin KA Argo Parahyangan ditutup.

Saya melihat pasti akan ada perintah dimatikan Argo parahyangan atau tutup jalan tol,” kata Agus kepada kumparan, Kamis (17/11).

Selama ini KA Argo Parahyangan menjadi andalan warga Jabodetabek untuk ke Bandung, begitupun sebaliknya, lantaran harga tiket yang terjangkau.

Di Traveloka, harga tiket KA Parahyangan dibanderol dari Rp 100 ribu untuk kelas ekonomi dan Rp 140 ribu untuk kelas eksekutif.

KA Argo Parahyangan mampu mengangkut 8.300 hingga 11.000 penumpang setiap hari dengan jumlah perjalanan hingga 10 kali pulang pergi. Waktu tempuhnya 3 jam dengan jarak 166 km.

Diakui Agus, waktu tempuh KA Argo Parahyangan memang lama, 3 jam. Beda dengan yang ditawarkan kereta cepat, hanya 40 menit. Namun, kereta cepat proyek kebanggaan Jokowi dan Luhut ini tidak berhenti di pusat kota Bandung seperti Argo Parahyangan.

Penumpang hanya akan berhenti di stasiun terakhir yaitu Padalarang dan harus menyambung lagi dengan transportasi lain untuk bisa sampai ke pusat Bandung. Belum lagi harga tiketnya Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu.

“Kalau naik mobil pun lewat tol dengan biaya tol Rp 500 ribu, satu mobil bisa empat orang dan bisa bersantai. Sementara kereta cepat, meski hanya 40 menit, untuk jalan ke Stasiun Halim saja bisa makan waktu sejam.

Lalu nanti di Padalarang, menyambung lagi dengan transportasi lain,” ujarnya.

Kalau pun Argo Parahyangan tak ditutup, Agus yang sejak 2016 menolak kereta cepat, mengatakan bukan tak mungkin pemerintah akan memberikan subsidi tiket kereta cepat. Konsekuensinya, APBN akan terbebani lagi.

“Bangun transportasi ini tidak bisa dipaksa. Harus melihat rute dan jenis transportasi, tergantung berapa banyak manusia yang akan pakai. Kereta cepat ini teknologi tinggi dan Indonesia bagus bisa mengadopsinya. Tapi persoalannya, dampaknya, gimana? Sustainability-nya gimana?”

Penjelasan KAI soal Rute Argo Parahyangan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka suara mengenai kabar KA Argo Parahyangan dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung dan arah sebaliknya akan ditutup seiring segera beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Berdasarkan informasi dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sejauh ini belum ada rencana menutup seluruh operasional KA Argo Parahyangan.

“Akan tetapi kemungkinan ada penyesuaian jumlah frekuensi perjalanan KA Argo Parahyangan dengan KCJB,” tulis informasi dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, dikutip pada Selasa (8/11).

Senada, VP Public Relations KAI, Joni Martinus, mengatakan saat ini KA Argo Parahyangan tersebut masih beroperasi seperti biasa. Ia memastikan belum ada rencana menutup operasional KA Argo Parahyangan.

“KAI menegaskan bahwa sampai dengan saat ini perjalanan KA Argo Parahyangan (Gambir-Bandung PP) masih beroperasi seperti biasa. Adapun terkait isu tersebut (ditutup karena ada kereta cepat), kami sampaikan bahwa belum ada keputusan ke arah sana,” kata Joni kepada kumparan, Selasa (8/11).

Meski begitu, Joni mengungkapkan pihaknya juga akan mendukung beroperasinya Kereta Cepat Jakarta Bandung. Menurutnya, kereta cepat tersebut bisa menjadi alternatif transportasi dari kedua wilayah tersebut.

“KAI juga akan mengoperasikan KA Feeder dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung bagi pelanggan kereta cepat yang ingin melanjutkan perjalanannya ke berbagai wilayah lainnya,” ungkap Joni.(Sumber)