3 Kelemahan Timnas Indonesia Hingga Gagal Melaju ke Final Piala AFF 2022

KELEMAHAN Tim Nasional (Timnas) Indonesia di Piala AFF 2022 menarik dikulik. Sebab, Timnas Indonesia diketahui gagal mencapai target untuk merebut gelar juara di Piala AFF 2022.

Ya, Skuad Garuda -julukan Timnas Indonesia- harus kembali mengubur harapannya untuk merengkuh gelar perdana Piala AFF. Kegagalan tersebut tidak terlepas dari kelemahan Timnas Indonesia selama berkompetisi pada edisi 2022.

Timnas Indonesia

Seperti diketahui, Timnas Indonesia hanya mampu mencapai semifinal Piala AFF 2022. Skuad asuhan Shin Tae-yong terhenti di babak empat besar setelah dikalahkan Vietnam secara agregat (0-2) dalam pertandingan dua leg.

Hasil ini membuat Skuad Garuda harus angkat koper dari turnamen. Prestasi Pratama Arhan dan kolega menurun ketimbang tahun lalu, yang mana mereka mampu menjadi runner up. Lantas, apa saja faktor kelemahan Timnas Indonesia?

Berikut 3 Kelemahan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022:

 

3. Transisi Lambat

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia masih mempunyai pola transisi permainan dari bertahan ke menyerang yang lambat, begitupun sebaliknya. Kelemahan ini membuat Skuad Garuda sering kelimpungan saat mengantisipasi serangan balik cepat.

“Saat ini, kita masih kurang dalam transisi, itu yang harus kita benahi agar lebih baik lagi,” kata Shin Tae-yong sebelum perhelatan Piala AFF 2022.

Penuturan Shin ternyata masih belum sembuh saat Skuad Garuda berkompetisi di Piala AFF 2022. Pergerakan pemain yang masih sering kebingungan dan akurasi operan yang kurang baik memperlihatkan hal tersebut. Menyitir catatan statistik Piala AFF 2022, Timnas Indonesia berada di peringkat lima soal akurasi operan.

Mereka hanya mencatatkan 78 persen, kalah dari Filipina (82 persen) bahkan Kamboja (79 persen). Akurasi operan yang kurang baik tentu saja membuat bola gampang tercuri dari lawan. Tentu saja, ini menjadi evaluasi bersama untuk Timnas Indonesia.

2. Penyelesaian Akhir yang Buruk

Timnas Indonesia

Penyelesaian akhir yang buruk menjadi faktor pertama kelemahan Timnas Indonesia. Empat penyerang di lini depan hanya berhasil mencetak empat dari total 12 gol dalam turnamen sepakbola dua tahunan tersebut. Kendati siapa pun boleh mencetak gol, namun peran pemain lini depan seharusnya lebih krusial.

Selain penyerang, beberapa pemain Timnas Indonesia lainnya juga acapkali gagal memanfaatkan peluang emas. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong pun mengakui penyelesaian akhir Skuad Garuda masih harus mendapatkan evaluasi.

“Dengan belajar dari laga pertama melawan Kamboja, ada beberapa peluang yang sempurna, dan kita tidak bisa dapat mencetak gol. Selesai pertandingan, saya tegaskan kita bisa mencetak gol ketika mendapatkan peluang baik, apalagi performa kita semakin membaik,” kata Shin usai kemenangan melawan Filipina di laga terakhir fase grup Piala AFF 2022, Senin 2 Januari 2023.

Tentu saja, penyelesaian akhir yang masih kurang tajam ini harus menjadi evaluasi bersama, tidak cuma lini depan. Diharapkan, Timnas Indonesia bisa berkembang dan mendapatkan hasil terbaik untuk turnamen selanjutnya.

1.  Antisipasi Bola Udara yang Masih Lemah

Timnas Indonesia

Kehilangan sosok Elkan Baggott yang berpostur jangkung di lini pertahanan sangat berdampak signifikan. Antisipasi bola atas atau bola udara yang kurang baik masih menjadi kelemahan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022.

Hal ini terlihat dalam pertandingan semifinal leg kedua melawan Timnas Vietnam, yang mana dua gol berawal dari serangan udara. Dua bek yang berpostur paling tinggi saat itu, Jordi Amat dan Fachruddin Aryanto gagal mengantisipasi ancaman.

Pelatih Timnas Vietnam, Park Hang-seo mengakui kelemahan Skuad Garuda pada sektor ini. Hang-seo mengatakan sudah menganalisis kelemahan ini sebelum pertandingan. Tentu saja, ini bisa menjadi evaluasi juga untuk Skuad Garuda.

“Setelah pulang ke Vietnam, kami menganalisa dengan teliti timnas Indonesia. Mereka main dengan gaya serangan balik,” kata Park Hang-seo usai mengandaskan Timnas Indonesia.

“Gol pertama Tien Linh terjadi karena analisa kami, setelah dilihat, timnas Indonesia cukup lemah di bola-bola atas. Bek kerap kehilangan posisi di pertahanan,” sambungnya.(Sumber)