News  

Setop Serang Lawan! Bila Ingin Anies Rasyid Baswedan Menang Pilpres 2024

Ini yang tak banyak disadari oleh para pendukung Anies Rasyid Baswedan. Dialami oleh siapa saja. Relawan atau simpatisan. Ketua simpul relawan atau hanya anggota biasa. Menyerang. Siapa saja yang dianggap ‘berbeda’. Serang. Berbeda dalam segala hal. Merawat kekecewaan politik yang tak berkesudahan.

Sisa-sisa Pilpres 2019 yang terpolarisasi itu masih dibawa-bawa hingga hari ini. Hampir lebih dari 90 persen relawan Anies Rasyid Baswedan berasal dari relawan Prabowo-Sandi. Padahal peta Pilpres 2019 amat berbeda dengan peta Pilpres 2024. “Lupakan peta Pilpres 2014 dan 2019,” kata Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan dalam suatu kesempatan.

Lihatlah kenyataan politik hari ini. Suka atau tidak suka. Itu hak politiknya Prabowo-Sandi. Kecewa? Boleh. Tidak ada yang melarang. Asal ada batasnya. Kecewa tidak akan membuat kita menang. Malah membuat kita makin terpuruk.

Prabowo-Sandi sudah bergabung dengan kabinet Jokowi-Ma’ruf. Bergabungnya Prabowo-Sandi jadi bahan celaan dan cemoohan. Masuk kolam yang sama, maaf, cebong, kata mantan relawan 02. “Macan Asia” menjadi “meong Asia,” timpa yang lainnya. Sampai kapan kita harus begini?. Ridhokan saja agar berbuah kebaikan.

Bisa saja bergabungnya Prabowo-Sandi bagian dari strategi. Strategi untuk Pilpres 2024. Apalagi kalau bukan berharap dukungan dari Jokowi. Lagian itu hak politiknya Prabowo-Sandi. Bukan urusan kita.

Terlepas setuju atau tidak setuju. Karena Prabowo-Sandi tak perlu minta persetujuan kita. Jokowi masih sebagai Presiden saat Pilpres 2024 berlangsung. Sebagai Presiden, Jokowi bisa melakukan “apa saja” untuk memenangkan calon presiden yang ia dukung termasuk “mengendalikan” penyelenggara pemilihan umum. Masih juga “memusuhi” Jokowi?

Prabowo-Sandi sudah berpelukan mesra dengan Jokowi-Ma’ruf. Malah kita masih saja memusuhi mereka berdua yang dulu berseteru dalam politik. Prabowo dan Jokowi dua kali Pilpres berseteru, 2014 dan 2019. Tahun 2024, Prabowo dan Jokowi bersekutu. Tanda-tandanya ada. Meski belum pasti.

Bahkan Prabowo dan Sandi berupaya mendapat dukungan Jokowi untuk Pilpres 2024 yang akan datang. Seperti kata Kepala BIN, Budi Gunawan yang disebut-sebut pendukung duet Prabowo-Puan itu bertutur, “Aura Jokowi pindah ke Prabowo”. Nah loh!

Idealnyanya relawan Anies Rasyid Baswedan mencontoh calon presidennya, Anies Rasyid Baswedan. Siapa lagi yang mau dicontoh kalau bukan idolanya.

Kata ini kerap diucapkan Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan. Merangkul tidak memukul. Semua kalangan dirangkul termasuk lawan politik dirangkul. Menghindari konfrontasi langsung terhadap tokoh atau figur politik yang sering dipersepsikan berbeda dengan Anies Rasyid Baswedan.

Belajar dari kerja politik Anies Rasyid Baswedan. Kerja politik terencana, tertib dan terukur. Senyap tanpa gaduh. Hasilnya diakui baik oleh kawan maupun lawan. Apa itu? Tiket Pilpres 2024.

Saat calon presiden lain sibuk mendapatkan tiket Pilpres. Anies Rasyid Baswedan sudah mendapatkannya. Inilah seorang petarung ulung. Tak banyak bicara. Tiket nyapresnya membuat kagum semua orang. Membuat lawan ketar-ketir.

Padahal Anies Rasyid Baswedan bukan orang partai. Non partisan. Bukan pula ketua umum partai. Calon presiden pertama yang dapat tiket Pilpres 2024. Kemampuan kerja politik yang tak dimiliki semua orang.

Itulah salah satu yang harus ditiru para relawan dan simpatisan Anies Rasyid Baswedan. Kerja politik santun, serius dan tuntas. Kuncinya apalagi kalau bukan merangkul, merangkul dan merangkul. Semua dirangkul tanpa terkecuali.

Rekam jejak Anies Rasyid Baswedan pun tak pernah menyerang lawan maupun kawan. Prinsip Anies Rasyid Baswedan yang sangat populer, “Dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang.”

Bandung, 7 Ramadhan 1444/29 Maret 2023

Tarmidzi Yusuf, Ketua Umum JABAR MANIES