Tim Gabungan Aremania Tolak Rencana Pemerintah Renovasi Stadion Kanjuruhan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang kemungkinan akan mulai direnovasi mulai sekitar Mei-Juni 2023. Namun, muncul pro dan kontra di kalangan suporter Arema, Aremania, terkait ide ini.

Tim Gabungan Aremania (TGA) menyatakan penolakannya terkait renovasi Stadion Kanjuruhan di lokasi yang sekarang. TGA adalah koalisi yang terdiri dari berbagai elemen suporter, baik fan Arema yang berkompetisi di Liga 1 atau Liga 3, lalu ada juga komunitas, akademisi, hingga lembaga hukum.

TGA mengaku hadir untuk memperjuangkan keadilan korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Selain mengawasi proses hukum yang berjalan, mereka menolak rencana renovasi Stadion Kanjuruhan dan mendukung agar di lokasi itu dijadikan museum saja.

“Pertama, kami akan tetap menolak keras renovasi karena ini bukan lagi bicara soal Aremania saja, tetapi juga berbicara masyarakat Malang. Dan kalaupun berandai-andai itu terjadi [renovasi stadion lama], kami tidak akan menonton lagi di stadion itu, khusus untuk Aremania,” terang Koordinator TGA (Tim Gabungan Aremania), Dian Berdinandri, saat dihubungi kumparan pada Minggu (9/4).

Kenapa kami tak setuju renovasi? Karena siapa yang akan mau, bisa, kalaupun itu [Kanjuruhan] direnovasi dan menjadi stadion lagi, kita akan menonton, sukacita, bergembira, di bekas jasad teman-teman kami.”

“Kami akan meminta kepada Pak Jokowi atau Ketum PSSI agar Kanjuruhan dijadikan museum karena kami ingin tetap ada jejak bagi keluarga korban dan korban [selamat], sebagai tempat pengenang kematian saudara-saudaranya, mereka bisa nyekar di situ,” tambahnya.

Di sisi lain, Dian mengaku tidak masalah jika dibuatkan stadion baru di dekat lokasi Stadion Kanjuruhan yang sekarang. Menurutnya, lebih baik lokasi yang lama dijadikan museum dan monumen, lalu mendirikan stadion baru di dekat situ.

“Kalau masih mau dibangun stadion, ya, tempatnya agak ke sebelahan saja dari situ. Jadi, kalau kita punya konsepnya itu, kita bangun saja museum, monumen, lalu jarak berapa meter lagi kalau memang masih ada lahan lagi, ya, dibangunlah,” jelasnya.

“Jadi nantinya akan menjadikan kompleks, ada Stadion Kanjuruhan yang baru, ada monumen di dekat stadion yang lama beserta museumnya. Jadi, kalau kita mau nonton pertandingan sepak bola, kita bisa sambil berziarah untuk mengenang teman-teman kita yang sudah enggak ada,” tandas Dian.(Sumber)