Tekno  

Kolaborasi Tokopedia dan Meta Ini Bikin Jualan Seller Makin Moncer!

Berjualan di e-commerce menjadi salah satu solusi mudah bagi para seller di luar sana yang ingin mengekspansi bisnis lebih luas. Dalam berjualan secara online di e-commerce pun, tetap ada siasat-siasat yang layak dimanfaatkan agar jualan makin laris alias moncer, salah satunya melalui iklan digital.

Beriklan secara digital memang sudah menjadi taktik umum bagi pebisnis online. Dari laporan Meta bersama Bain & Company pada 2022 menunjukkan, Indonesia menjadi negara berpopulasi digital terbesar di Asia Tenggara dan mencatatkan ada 168 juta konsumen digital.

Menurut Vice President of Tokopedia Marketing Solutions, Edwin Chayadi, ratusan juta konsumen digital tersebut adalah konsumen potensial untuk disasar oleh para pelaku bisnis. Peluangnya begitu masif.

Melihat peluang tersebut, Tokopedia merangkul Meta untuk menghadirkan Collaborative Ads, siasat baru yang memungkinkan pebisnis meningkatkan konversi penjualan di Tokopedia dengan mengiklankan produknya ke pengguna Facebook, Instagram, dan Messenger yang telah menunjukan ketertarikan membeli berdasarkan behavior atau aktivitasnya di Tokopedia.

Dengan kata lain, seller atau pebisnis yang menggunakan Collaborative Ads lewat Tokopedia Marketing Solution ini bisa beriklan di media sosial secara lebih strategis sesuai target pembeli.

“Tokopedia berupaya membantu pelaku usaha memaksimalkan bisnis dan menjangkau lebih banyak konsumen lewat solusi pemasaran menyeluruh Tokopedia Marketing Solutions. Kali ini, Tokopedia Marketing Solutions bekerja sama dengan Meta dalam pemanfaatan Collaborative Ads,” kata Edwin.

Ia melanjutkan, “iklan mereka akan diarahkan kepada pengguna Facebook, Instagram, dan Messenger, yang pernah melihat produk/toko, menambahkan produk ke keranjang belanja, maupun pernah melakukan transaksi di toko mereka di Tokopedia. Jadi, iklan akan sangat targeted dan potensial terkonversi menjadi penjualan.”

Jika mengacu pada data teranyar Tokopedia, jumlah seller di Tokopedia sekarang sudah mencapai lebih dari 14 juta user. Melalui Tokopedia, belasan juta pelaku usaha ini memasarkan lebih dari 1,8 miliar produk ke masyarakat di 99 persen kecamatan di Indonesia.

Laporan dari Meta bersama Bain & Company juga menunjukkan, penetrasi retail online termasuk e-commerce di Indonesia terus meningkat setiap tahun sebesar 12 persen, dibandingkan angka pertumbuhan di India (10 persen) dan Cina (4 persen).

“Artinya, e-commerce menjadi salah satu platform belanja pilihan konsumen, sekaligus platform yang potensial bagi para pelaku bisnis di Indonesia bertemu dengan konsumen maupun calon konsumen,” imbuh Head of Client Solutions Meta Indonesia, Mifza Muzayan.

ROAS pebisnis bisa meroket 14 kali lipat

Pemanfaatan platform e-commerce dan media sosial sebagai alat menjalankan serta membesarkan bisnis selalu berjalan seirama. Kedua jenis platform ini pada dasarnya memang dapat bersinergi satu sama lain.

Masih dalam temuan Meta dan Bain & Company, lebih dari 40 persen konsumen digital di Indonesia menganggap media sosial –baik dengan konten gambar/video maupun aplikasi pesan– sebagai channel utama pada fase Discovery dan Evaluation sebelum memutuskan berbelanja online.

Sementara 51 persen konsumen digital di Indonesia mengaku mereka melakukan transaksi berbelanja (fase Purchase) di e-commerce.

“Iklan media sosial menjadi salah satu faktor paling berpengaruh bagi konsumen dalam berbelanja online termasuk melalui e-commerce. Dengan jumlah pengguna aktif Meta yang tinggi, ini menjadi peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menjangkau audiens yang lebih banyak,” tutur Mifza.

Secara rinci, kampanye dari para seller di Tokopedia akan tampil lewat berbagai channel di platform Meta, seperti Facebook Feed dan Stories, Instagram Feed, Stories dan Reels, serta Messenger dengan berbagai format, misalnya storefront ads (iklan yang menunjukkan halaman utama toko atau produk) atau carousel ads (iklan dengan beberapa foto dalam satu post).

“Penjual di Tokopedia yang menggunakan Collaborative Ads melalui Tokopedia Marketing Solutions mengalami peningkatan rata-rata pendapatan toko hingga lebih dari 30 persen dan pesanan toko hingga 35 persen. Mereka juga mendapatkan Return on Ad Spend [ROAS] hingga 14 kali lipat dibandingkan sebelum memanfaatkan Collaborative Ads,” ungkap Edwin.
Melalui Collaborative Ads ini, pelaku bisnis juga diyakini bisa mendapatkan analisis menyeluruh dengan melihat jumlah reach, impression, click, jumlah pesanan, add to cart, dan lain-lain pada tokonya di Tokopedia. Hal tersebut dapat memperkaya evaluasi kinerja pemasaran dan membantu pelaku bisnis mengambil keputusan yang lebih tepat.

Seperti diketahui, ada beberapa success story dari para seller dan pebisnis di Tokopedia yang berkaitan dengan pemanfaatan Collaborative Ads.

Sebut saja Elite Spring Bed yang mencatat peningkatan pemesanan produknya mencapai 60 persen, lonjakan pendapatan 156 persen, dan ROAS lebih dari 9 kali lipat.

Kemudian ada LEGO yang mengalami peningkatan penjualan di angka 113 persen, kenaikan pendapatan 163 persen, dan ROAS meningkat sekitar 3,6 kali lipat. Lalu, brand produsen TV, TCL, juga turut mengalami hal serupa.

TCL mencatat, Collaborative Ads ini berkontribusi dalam kenaikan pendapatan 257 persen, peningkatan pemesanan 288 persen, hingga ROAS mencapai 21,4 kali lipat.

“Ke depannya, Tokopedia Marketing Solutions akan terus berupaya membantu pelaku bisnis di Indonesia untuk mengakselerasi performa bisnis mereka di Tokopedia, bersama para mitra strategis dalam membantu pemerataan ekonomi digital di Indonesia,” tutup Edwin.(Sumber)