Efek Domino Hengkangnya Marc Marquez, Barter Rumit Honda dan Ducati

Keputusan Marc Marquez memutus kontrak dengan Honda lebih cepat sampai akhir musim MotoGP 2023 menimbulkan beberapa efek domino.

Marquez menyudahi kerja samanya bersama Honda yang telah terjalin selama 11 tahun terakhir.

Mulai MotoGP 2024, juara dunia delapan kali itu akan resmi berseragam tim baru.

Meski belum ada pengumuman resmi terkait ke manakah langkah Marquez selanjutnya, tetapi pembalap asal Spanyol itu semakin lekat dikaitkan dengan tim satelit Ducati, Gresini Racing.

Rumor tentang Marc bakal bersanding dan membangun duet lagi bersama sang adik Alex Marquez di Gresini semakin kuat bila mengingat kembali ucapan bos Ducati, Gigi Dall’Igna, yang memang telah membocorkan sejak jauh-jauh hari bahwa Marc akan merapat ke Si Merah Borgo Panigale.

Keputusan Marc Marquez hengkang dari Honda pun memicu beberapa spekulasi lain.

Efek domino yang paling akan terasa adalah kosongnya kursi di Repsol Honda serta Fabio Di Giannantonio yang terancam kehilangan pekerjaannya.

Diggia saat ini menjadi rekan setim Alex Marquez. Tetapi dengan spekulasi Marc akan merapat ke Gresini, Diggia akan terdepak.

Jika tidak mendapatkan tim, maka Diggia terancam jadi pengangguran dan tidak mendapat tempat di ajang MotoGP.

Namun di sisi lain, sebagaimana dilansir dari The Race, ada argumen yang muncul tentang kemungkinan Honda dan Gresini bakal melakukan barter.

Marquez ke Gresini, Diggia ke Honda, sebuah prediksi barter yang sangat mungkin terjadi.

Tetapi, peluang Diggia ke Honda tak lantas serta merta membuat dia menggantikan posisi Marc Marquez di tim pabrikan Repsol Honda.

Yang paling masuk akal adalah Diggia masuk ke tim LCR Honda dan menggantikan posisi Johann Zarco.

Sementara Zarco yang beberapa bulan lalu baru saja diumumkan bakal merapat ke LCR, berpotensi yang terpilih untuk naik tim pabrikan dan bakal berduet dengan Joan Mir.

“Memiliki kontrak langsung dengan HRC selalu membuka pintu berpeluang berada di Repsol. Dan mungkin ini bisa terjadi pada tahun 2025,” ungkap Zarco.

“Jika situasi ini terwujud lebih cepat, itu akan menjadi kejutan bagi saya dan semua orang, tapi kejutan yang menyenangkan.”

“Yang pasti Honda saat ini memang bukan motor terbaik, tapi untuk bisa mendapat kesempatan masuk ke tim pabrikan, saya bisa tersenyum,” tandas rider asal Prancis tersebut.

Kendati demikian, barter antara Honda dan Gresini mungkin bukan cara yang memuaskan bagi semua pihak.

Khususnya dari tim LCR. Bos tim LCR, Lucio Cecchinello mungkin yang akan lebih pusing karena jika menampung Diggia, maka timnya hanya bisa mengandalkan Takaaki Nagakami yang lebih berpengalaman.

Ketertarikan sponsor untuk timnya bisa terancam menurun jika LCR tak punya pembalap senior atau veteran yang mampu memberikan hasil signfikan.

Apalagi mengingat LCR tak akan dibekali motor RC213V terbaru.

Setidaknya kehadiran Diggia diharapkan bisa menarik sponsor dari Italia, menyusul sang pembalap juga merupakan pembalap dari Italia.

“Jika kami tidak mendapatkan kursi untuk tahun depan dan Lucio memiliki tempat untuk saya, maka saya pasti akan mengambil kesempatan ini dengan tangan terbuka,” kata Diggia.

“Honda memang sedang mengalami periode sulit sekarang, tapi Honda tetaplah Honda.”

“Mereka adalah salah satu perusahaan sepeda motor terhebat. Jika bukan yang terhebat di dunia, menurut saya di masa depan mereka tidak akan selalu berada dalam momen sulit. Jadi mengapa tidak mengambil kesempatan?” tandasnya.(Sumber)