News  

Jelang Ramadhan, MUI Wanti-wanti Umat Islam Jangan Beli Kurma Israel

Menjelang Ramadhan, umat Islam di berbagai negara kerap membeli kurma sebagai menu takjil berbuka puasa. Memakan kurma saat berbuka merupakan tuntunan dari Rasulullah SAW yang diikuti kaum Muslimin. Meski demikian, diantara produk kurma yang beredar ternyata ada merek dari Israel.

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftahul Huda menjelaskan bagaimana hukumnya jika seorang Muslim membeli dan mengonsumsi kurma Israel. Hal tersebut, dia sampaikan mengacu pada Fatwa MUI nomor 83 tahun 2023.

“Secara zat, kurma termasuk kategori makanan halal selama di dalam kurma tidak terkontaminasi dengan sesuatu yang najis. Sedang yang diharamkan adalah dukungan atas agresi Israel terhadap Palestina dan haram mendukung pihak-pihak yang mendukung Israel,” ujar dia kepada Republika, Selasa (27/2/2024).

photo

Kiai Miftah mengatakan, di antara poin yang dimuat dalam fatwa MUI Nomor 83 tahun 2023, yaitu pengharaman tersebut merupakan satu-satunya usaha yang efektif sebagai bentuk dukungan kepada warga negara Palestina. Menurut dia, hal yang dapat dilakukan sebagai saudara seagama dan bentuk solidaritas kemanusiaan.”Dan salah satu bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina adalah dengan tidak bermuamalah (membeli) produk Israel,” tuturnya.

Dan salah satu bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina adalah dengan tidak bermuamalah (membeli) produk Israel
KH MIFTAHUL HUDA Sekretaris Komisi Fatwa MUI

Sebelumnya, Pendiri Halal Corner Aisha Maharani mengimbau kepada masyarakat Muslim untuk lebih waspada memilih kurma. Ini diperlukan untuk menghindari pembelian kurma dari Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Apalagi sebentar lagi Ramadhan tiba, di mana produk kurma biasanya laris-manis. “Sebentar lagi Ramadhan, jangan sampai salah beli kurma,” ujar pendiri Halal Corner Aisha Maharani kepada Republika, Senin (26/2/2024).

Aisha menekankan pentingnya kesadaran konsumen terhadap asal-usul produk yang mereka beli, terutama dalam konteks dukungan terhadap Palestina. Dia mengatakan, kurma dari Israel diproduksi di wilayah-wilayah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional, menggunakan sumber daya alam Palestina yang dicuri, serta tenaga kerja yang dipaksa dari penduduk Palestina.

Karena itu, menurut dia, menolak membeli kurma dari Israel bukan hanya masalah kepatuhan terhadap prinsip halal, tetapi juga bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina. “Sangat penting, sebagai bentuk solidaritas kita kepada Palestina,” ujar dia.

Ajakan ini menjadi semakin penting mengingat adanya risiko konsumen yang mungkin saja terkecoh oleh merek-merek kurma Israel. Aisha menyebutkan beberapa merek yang perlu dihindari yang bisa dilihat dari merek dan kodenya. “Bisa dilihat dari merek dan kodenya (agar tidak terkecoh),” kata Aisha.

Menurut Aisha, penting juga untuk dipahami bahwa konsumen memiliki peran penting dalam menyuarakan penolakan terhadap produk kurma dari Israel. Dengan tidak membeli produk-produk tersebut, konsumen mengirimkan pesan yang kuat kepada produsen dan distributor bahwa mereka tidak mendukung pelanggaran hak asasi manusia dan kebijakan yang merugikan Palestina.“Penting, kekuatan konsumen bisa menentukan daya beli suatu produk,” ujar Aisha.

Aisha juga memberikan solusi dengan membagikan daftar merek kurma non-Isreael yang diproduksi secara etis dan sesuai dengan prinsip halal. Beberapa merek yang dianjurkan adalah Medjool Syam Luxury Date, Sahabah Kurma Mejool, Date Crown Medjool, Aqla Kurma Medjool Palestine, dan Ariha Palestinian Medjool Date.

Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah-buahan Indonesia (AESBI) Hasan Johnny Widjaja memastikan tidak ada anggota AESBI yang melakukan kerja sama dalam bentuk ekspor produk sayuran dan buah-buahan ke Israel.”Tidak ada (ekspor) yang ke Israel,” ujar Hasan saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Hal serupa pun disampaikan Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo). Staf Aseibssindo Peny Fransiska mengatakan, anggota asosiasi itu tidak menjalin kerja sama apa pun dengan Israel. Peny mengatakan tidak ada anggota Aseibssindo yang melakukan impor produk kurma Israel, baik langsung dari Israel maupun yang melalui negara lain.”Tidak ada (impor kurma) dari Israel,” ucap Peny.

(Sumber)