News  

Nasib Jokowi dan Gibran Pasca ‘Diusir’ PDIP

Jokowi dan Gibran siap-siap merana. 20 Oktober 2024 titik runtuh bapak dan anak. Bapaknya lengser dari kursi kepresidenan. Anaknya cuma ban serep. Belum jelas perannya seperti apa selain berharap terjadi “sesuatu” dengan Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto bukan politisi kemarin sore. Dikelompoknya, Prabowo dikenal sebagai jenderal ahli strategi. Pasti sudah bisa membaca hendak kemana Jokowi “berlari” pasca 20 Oktober 2024.

Saat Pilpres 2019 Prabowo bilang, “timbul tenggelam bersama rakyat.” Pasca Pilpres 2019 Prabowo timbul tenggelam bersama Jokowi. Orang dekatnya bilang strategi. Strategi mewujudkan impiannya, Presiden ke-8. Hari ini strategi itu terbukti. Terlepas cara meraihnya secara terhormat atau curang.

Gibran cuma wakil presiden ban serep. Catatan politik wakil presiden perannya lemah. Cuma etalase politik. Gibran berharap seperti BJ. Habibie ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri. Belum ada wakil presiden punya “taring” sejak era Soekarno hingga Jokowi.

Wakil presiden dinilai “bertaring” saat Jusuf Kala menjadi wakil presiden ke-10. Wakil presidennya di periode pertama SBY. JK dinilai “kuat” lantaran ia berhasil menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar tahun 2004. JK menggantikan Akbar Tandjung.

Ketika itu, JK berhasil mengimbangi dominasi Presiden SBY karena posisinya sebagai ketua umum partai pemenang pemilu 2004. Golkar berhasil meraup 128 kursi DPR atau 21,58 persen dari total kursi DPR ketika itu. Sering ada yang menyebut “matahari kembar” SBY dan JK.

Gibran bukan siapa-siapa. Hanya mengandalkan privilege Bapaknya, Jokowi. Malangnya, terhitung per 20 Oktober 2024 Jokowi bukan siapa-siapa lagi. Ketua Umum partai bukan. Anaknya, Kaesang Pangarep hanya ketua umum partai gurem yang tak lolos ke senayan. Gibran hanya wakil presiden yang tak punya kekuasaan.

Sementara beberapa kasus siap “dimainkan” untuk “mengurung” pergerakan Jokowi dan anak dan menantunya. Jangan lupa, PAN dan Partai Golkar loyalis Prabowo Subianto sejak Pilpres 2014. Meski ada LBP. Pasca 20 Oktober 2024 LBP bukan siapa-siapa selain berharap menantunya jadi Panglima TNI.

Mimpi Jokowi dan Gibran bisa “mengendalikan” PAN dan Partai Golkar pasca 20 Oktober 2024 tampaknya hanya ilusi. Sementara rumah lama Jokowi dan Gibran, PDIP sudah menutup pintu rapat-rapat untuk Jokowi dan anak-anaknya.

Lalu mau kemana Jokowi dan anak-anaknya akan mencari perlindungan politik? Mengharap belas kasihan Kapolri dan Panglima TNI? Atau turun gunungnya 9 naga untuk melengserkan Prabowo dan menaikkan Gibran?

Wallahua’lam bish-shawab
Jakarta, 29 Syawal 1445/8 Mei 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis