Akademisi sekaligus praktisi bisnis, Rhenald Kasali ikut memberikan tanggapannya soal Bea Cukai yang sedang menjadi bahan perbincangan publik.
Rhenald Kasali menceritakan pengalamannya yang pernah menghadapi petugas Bea Cukai Bandara.
Awalnya, Rhenald Kasali mengungkapkan perasaannya waspada setiap dirinya tiba di Indonesia usai pulang dari luar negeri.
“Sama seperti Anda saya juga punya pengalaman beberapa kali ketika kembali dari luar negeri selalu jantung saya berdebar-debar,” kata Rhenald seperti dikutip Kilat.com dari kanal YouTube-nya Kamis, 9 Mei 2024.
Bukan khawatir harus menghadapi petugas imigrasi, melainkan pihak Bea Cukai saat tiba di Bandara.
“Bukan menghadapi petugas imigrasi, toh ini adalah bangsa saya sendiri, negara saya sendiri, jadi petugas imigrasi tidak bisa menolak saya untuk pulang,” ujarnya.
“Tetapi rasa berdebar-debar semakin terasa terutama ketika harus berhadapan dengan Bea Cukai,” ungkapnya.
Rhenald mengaku dirinya memiliki perasaan waspada tersebut lantaran khawatir barang bawaan seperti tasnya dibongkar oleh petugas Bea Cukai.
“Saya khawatir barang saya diacak-acak diperiksa oleh orang-orang kemudian dikenakan sanksi yang melebihi daripada yang saya pikir secara logic bisa saya bawa,” ucapnya.
Di sisi lain, dirinya menyebut bukan tipe masyarakat Indonesia yang gemar belanja di luar negeri.
“Saya bukan seorang pembelanja, saya tidak pernah menggunakan barang-barang mewah, saya sudah terbiasa menggunakan produk dalam negeri,” lanjutnya.
Meski tidak membawa barang belanja dari luar negeri, petugas Bea Cukai kerap membongkar paksa tas miliknya.
(Sumber)