Wisata  

Pura Mangkunegaran di Solo Kini Dijuluki Keraton Milenial, Ini Alasannya

Membicarakan wisata sejarah di Indonesia memang tidak ada habisnya. Masa lalu Indonesia yang beragam, mulai dari zaman purba, masa kerajaan, hingga kemerdekaan mewarnai kekayaan Indonesia.

Baru-baru ini destinasi wisata di  Solo,  Pura Mangkunegaran Mangkunegaran menjadi wisata dengan antusiasme yang cukup tinggi. Selain karena menyimpan banyak sejarah dan tempatnya yang menarik, harga tiket masuk  Pura Mangkunegaran Mangkunegaran juga tergolong murah, yakni Rp30.000 sehingga dapat dikunjungi oleh semua kalangan.

Apa Itu Pura Mangkunegaran?

Solo sebagai bagian dari kejayaan kerajaan Islam terkuat di Jawa, yakni Kesultanan Mataram menyimpan banyak sejarah. Surakarta atau Solo memiliki dua destinasi wisata sejarah yang menjadi bagian cagar budaya, yakni Pura Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Pura Mangkunegaran dahulunya merupakan istana resmi Kadipaten Mangkunegaran sekaligus tempat kediaman para Adipati Mangkunegaran. Istana ini dibangun pada tahun 1757 oleh Mangkunegara I atau Raden Mas Said dengan mengikuti model keraton.

Pura Mangkunegaran Mangkunegaran terletak di Jalan Ronggowarsito, Keprabon, Kecamatan Banjarsari,  Kota Surakarta, sekitar 2 kilometer dari alun-alun utara  Kota Surakarta Surakarta atau 3 kilometer dari alun-alun selatan Kota Surakarta.

Sementara itu, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang merupakan istana resmi Kesunanan Surakarta Hadiningrat terletak di Jalan Kamandungan, Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, sekitar 350 meter dari alun-alun utara Kota Surakarta atau 1,8 kilometer dari alun-alun selatan Kota Surakarta. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat lebih dulu di

bangun, yakni sejak 1745 oleh Paku Buwono II.

Modernisasi Pura Mangkunegaran Hasilkan Keraton Milenial

Wisata Pura Mangkunegaran kini telah berhasil menarik kunjungan dari masyarakakat. Pura Mangkunegaran telah melakukan berbagai langkah revitalisasi sehingga kini telah menjadi perbincangan hangat di media sosial bahkan disebut sebagai “Keraton Milenial”.

Penelitian yang dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Sosial Humaniora (RSH) Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Syahriza Indra Utomo, dkk. menunjukkan masyarakat memiliki antusiasme yang tinggi terhadap salah satu wisata di  Solo ini sejak taman  Pura Mangkunegaran Mangkunegaran dilakukan penyegaran.

Taman pada area barat  Pura Mangkunegaran Mangkunegaran yang dikenal dengan Taman Pracima Tuin sempat terbengkalai dan mengalami kerusakan serta pelapukan. Akan tetapi, pada masa kepemimpinan KGPAA Mangkunegara X, Taman Pracima kemudian direvitalisasi dengan berkiblat pada struktur taman pada masa pemerintahan Mangkunegara VII. Uniknya, revitalisasi tersebut juga diselaraskan dan diakulturasikan sesuai perkembangan zaman.

Keraton Sumenep, Satu-satunya Keraton di Jawa Timur yang Masih Berdiri

Taman Pracima kemudian tampak memberikan rasa ‘milenial’ atau kekinian pada Pura Mangkunegaran. Hal ini terbukti dari para pengunjung yang justru mayoritas berasal dari generasi milenial. Meski demikian, Pura ini tetap menjaga identitasnya dengan memadukan unsur-unsur budaya Barat dan Jawa.

Sebagai informasi, Taman  Pracima Tuin menjadi destinasi yang dibuka untuk umum. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi. Dibukanya Taman  Pracima untuk umum ini juga bertujuan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat atau wisatawan di  Puro Mangkunegaran Mangkunegaran untuk menikmati kuliner tradisional.

Meski dibuka untuk umum, masyarakat yang akan mengunjungi Taman  Pracima Tuin sekaligus

Pracimasana harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Selain itu, biaya masuk sebesar Rp30.000 untuk memasuki Pura Mangkunegara tidak termasuk tiket tembusan menuju Taman Pracima Tuin.

Untuk dapat memasuki Taman Pracima Tuin, tidak ada biaya tiket masuk. Akan tetapi, Kawan harus memesan makanan minimal Rp100.000 di resto Pracimasana.

Kini, Taman Pracima Tuin menjadi ikon utama Pura Mangkunegaran dan hanya ditemukan di Pura ini. Taman indah nan estetis ini tidak bisa ditemukan di  Keraton  Solo atau Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.