News  

Komunikasi Buruk dan Gagal Cari Koalisi, Anies Terancam Batal Maju Pilgub Jakarta

Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zainudin Paru menyampaikan salam perpisahan, yang menyiratkan semakin besar kemungkinan bagi Anies Baswedan untuk batal maju dalam kontestasi Pilgub Jakarta.

Zainudin menyampaikan terima kasih kepada Anies Baswedan atas kiprahnya selama ini. Ia berharap usaha yang telah dilakukan Anies dapat menjadi amal kebaikan ke depannya.

“Ucapkan terima kasih atas kebersamaan Pak Anies dan PKS selama ini dalam memimpin dan membangun Jakarta. Kita saling mendoakan yang terbaik untuk Pak Anies dan PKS. Semoga semua ikhtiar yang telah dilakukan tercatat sebagai amal saleh bagi kebaikan dan kemajuan bangsa Indonesia tercinta ke depan,” kata dia dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat (9/8/2024).

Ia mengamini bahwa peluang partainya untuk mendorong pasangan Anies dan Sohibul Iman (AMAN) nyaris kandas, lantaran gagalnya Anies membantu menambal kekurangan 4 kursi untuk syarat pencalonan, sementara PKS sebagai pemenang Pileg di Jakarta sudah menyediakan 18 kursi.

“Dengan telah lewatnya tenggat waktu 4 Agustus 2024 bagi Anies untuk mendapatkan partai koalisi agar menggenapkan 4 kursi PKS dari 22 kursi syarat dukungan 20 persen calon kepala daerah, Anies dan Shohibul Imam (AMAN) kemungkinan gagal jadi Cagub atau Cawagub DKJ, ” tutur dia.

Zainudin juga membenarkan bahwa partainya akan mencari opsi lain agar bisa berlayar di Pilkada Jakarta, tak menutup kemungkinan mendukung Ridwan Kamil, calon yang akan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Kemungkinan dalam waktu satu, dua hari, ke depan sudah ada kepastian calon Gubernur DKJ yang akan diusung oleh PKS,” ucap Sekretaris Tim Seleksi Calon Kepala Daerah DPP PKS ini.

Minim Komunikasi
Perjuangan PKS dalam mendorong Anies sudah sangat maksimal. Bahkan PKS berinisiatif mendekati NasDem demi bisa menutupi kekurangan kursi pencalonan. Pada 25 Juni 2024, PKS secara resmi mengumumkan duet AMAN, usai berkomunikasi dengan Partai NasDem. Nama Sohibul keluar justru dari Ketum Partai NasDem Surya Paloh, meminta PKS mengumumkan duluan lalu NasDem menyusul.

Setelah rangkaian tersebut, PKS intens berkomunikasi dengan NasDem untuk menanyakan kelanjutan pasangan AMAN. Tapi terkendala beberapa hal teknis, seperti Surya Paloh yang berada di luar negeri. Inisiatif berlanjut, PKS pun mencoba mengajak PKB sayangnya Ketum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sedang disibukkan urusan pengawasan pelaksanaan Haji 2024.

Sepulangnya Cak Imin ke tanah air, PKS terus berupaya untuk bertemu PKB, tapi tidak pernah ada tanggapan serius. Sampai 24 Juli dalam Harlah PKB, ajakan itu kembali disuarakan tapi tidak ada respons serius. Yang ada justru elite-elite PKB yang terkesan menolak Anies-Sohibul Iman karna tidak adanya komunikasi.

Hanya PKS yang ke sana-sini bawa nama Anies. Bahkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu langsung yang selalu meng-endorse. Di antaranya gelar pertemuan dengan Ketum PSI Kaesang Pangarep, Perindo, Cak Imin, Surya Paloh dan tokoh-tokoh masyarakat.

Anies sebagai ‘penganten’ semestinya bergerak. Enak betul Anies, ibaratnya sudah disediakan pendamping hingga gedung, tinggal ijab qabul saja. Pada pertengahan Juni sampai awal Juli, Anies Baswedan berada di luar negeri untuk beberapa urusan. Anies sakit setibanya di Indonesia, istirahat selama dua pekan.

Ketika sudah bisa dijenguk, akhirnya 19 Juli Syaikhu yang langsung datangi kediaman Anies sekaligus menjenguk. Setelah itu, nyaris minim sekali komunikasi Anies ke PKS. Anies kabarnya tidak sama sekali menyapa Sohibul Iman meski sekadar WhatsApp.

Baru pada 30 Juli, Anies dan Sohibul bertemu tapi ia tak memberikan jawaban yang firm soal ‘dikawinkan’ dengan Sohibul. Sampai dengan hari ini, praktis hanya PKS saja yang resmi mengusung Anies dan pasangannya. Tapi kalau kursinya kurang dan Anies tak bisa meyakinkan partai lain, bagaimana caranya berlayar?

(Sumber)