Tekno  

Imbangi AI Maju Pesat, Jepang Bakal Bikin Super Komputer Terhebat ‘Zeta’ Senilai Rp. 11 Triliun

Jepang mengumumkan rencana untuk mulai membangun superkomputer “zeta-class/kelas zeta” pertama mulai tahun depan. Setelah beroperasi penuh, komputer ini akan 1.000 kali lebih cepat daripada superkomputer terhebat saat ini.
Mesin bertenaga super, yang biaya pembuatannya bisa mencapai lebih dari $750 juta itu (sekitar Rp 11.589.037.500.000), akan membantu Jepang mengimbangi laju pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan diharapkan akan beroperasi penuh pada 2030.

Rencana untuk mesin baru tersebut pertama kali dirilis pada 28 Agustus oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang (MEXT). Pihak Kementerian mengungkapkan superkomputer tersebut dapat mencapai kecepatan pada skala zetaFLOPS, yang belum pernah dicapai sebelumnya.

Operasi floating-point per detik (FLOPS) digunakan untuk mengukur seberapa cepat komputer dapat memecahkan suatu masalah. Satu operasi floating-point adalah satu kalkulasi.

Sebuah superkomputer dengan kecepatan 1 zetaFLOPS dapat melakukan satu sextillion (1 diikuti oleh 21 angka nol) kalkulasi per detik. Superkomputer paling canggih saat ini baru saja memecahkan batasan exaFLOPS, yang berarti mereka dapat melakukan lebih dari satu kuintiliun (1 diikuti oleh 18 angka nol) kalkulasi per detik.

Situs berita Jepang Nikkei menuliskan, seperti dikutip dari Live Science, keputusan untuk membangun mesin super canggih tersebut telah dibuat untuk mengimbangi perkembangan penelitian ilmiah menggunakan AI.

Superkomputer yang diusulkan tersebut disebut-sebut sebagai penerus superkomputer Fugaku milik Jepang (0,44 exaFLOPS), yang sebelumnya memegang gelar superkomputer tercepat di dunia hingga digeser pada 2022 oleh superkomputer Frontier milik AS (1,2 exaFLOPS) di Laboratorium Nasional Oak Ridge di Tennessee.

Fugaku saat ini dianggap sebagai superkomputer terkuat keempat di dunia.

Mesin baru tersebut, yang saat ini disebut sebagai “Fugaku Next,” akan dibangun oleh perusahaan Jepang RIKEN dan Fujitsu, yang keduanya terlibat dalam pembangunan Fugaku.

Untuk memungkinkan kompatibilitas silang antara Fugaku dan Fugaku Next, Fugaku Next kemungkinan akan menggunakan komponen yang dirancang oleh Fujitsu, menurut situs berita komputasi Tom’s Hardware. Namun, sedikit yang diketahui tentang komponen yang akan dipasang ke dalam mesin yang diusulkan.

Salah satu tantangan terbesar yang akan dihadapi para insinyur dalam membangun superkomputer baru tersebut adalah menemukan cara untuk membuatnya berjalan secara efisien.

Pada 2023, para ahli komputer memperkirakan mesin kelas zeta yang dibangun menggunakan teknologi superkomputer saat ini akan membutuhkan energi yang setara dengan output dari 21 pembangkit listrik tenaga nuklir, situs berita komputasi sebelumnya melaporkan.

MEXT telah menyisihkan sekitar 4,2 miliar yen ($29 juta atau ) untuk tahun pertama proyek tetapi dapat mengalokasikan hingga ¥110 miliar ($761 juta atau Rp 448 miliar) untuk seluruh proyek, yang dijadwalkan akan selesai pada 2030, menurut Tom’s Hardware.

Selama konstruksi berjalan sesuai rencana dan tidak ada orang lain yang membangun mesin kelas zeta terlebih dahulu (yang tampaknya sangat tidak mungkin), maka Fugaku Next kemungkinan akan menjadi superkomputer terkuat di Bumi.

(Sumber)