Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga meminta bantuan Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk dipertemukan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Jokowi mengunjungi Sri Sultan HB X diduga meminta bantuan dipertemukan dengan Megawati. Sultan HB X itu tokoh Ciganjur menjelang Reformasi 98 dan dekat dengan Megawati,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada Radar Aktual, Kamis (16/1/2025).
Menurut Sutoyo, Sri Sultan HB X adalah tokoh yang dihormati karena posisinya yang netral dan bijaksana. Sebagai seorang pemimpin tradisional, ia sering dianggap sebagai penengah dalam konflik politik. “Jokowi menilai Sultan HB X memediasi,” papar Sutoyo.
Kata Sutoyo, Jokowi tidak nyaman setelah Megawati memusuhi mantan Wali Kota Solo. “Terlebih lagi Koalisi Prabowo pun tidak memberikan pembelaan saat Jokowi dinobatkan Presiden terkorup versi OCCRP,” tegasnya.
Ketika ditanya oleh media, Sultan HB X enggan mengungkap detail pertemuan, mengisyaratkan bahwa hal tersebut adalah pembicaraan pribadi. “konteks politik yang sedang panas membuat sulit untuk menghindari interpretasi bahwa pertemuan tersebut memiliki agenda politik terselubung,” papar Sutoyo.
Jokowi mengaku bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, di Keraton Kilen Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu, 15 Januari 2025. Ia menyebut pertemuannya dengan Sultan HB X itu hanya untuk silaturahmi biasa, terlebih karena setelah resmi purna tugas belum sempat bertemu.
“Silaturahmi biasa. Saya sudah lama tidak berjumpa dengan beliau (Sri Sultan). Itu saja,” ujar Jokowi saat ditemui awak media di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025).
Saat ditanya soal pembahasan politik, Jokowi menampiknya. Ia menyebut pertemuan dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X berlangsung selama sekitar dua jam. Menurutnya, obrolan dengan Sang Raja Yogyakarta hanya seputar hal-hal umum.
“Tidak ada (pembicaraan politik). Pembicaraan selama dua jam, ya lebih banyak tadi geopolitik dan ekonomi global,” ungkap dia.