Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro dan ASN Dikti yang menggelar demo di Kemendikti Saintek pada Senin (20/01) sebelumnya telah bersepakat islah dan saling memaafkan pada malamnya. Perwakilan ASN yang demo sepakat menyelesaikan masalah itu secara damai.
Keterangan berdamainya ASN dan Menteri Satryo disampaikan oleh Sekjen Kemendikti Saintek, Togar Simatupang. Menurutnya kedua belah pihak telah bersedia menepikan egonya masing-masing dan perbedaan telah diselesaikan secara paripurna.
“Perbedaan sudah diselesaikan dengan cerdas malam ini, Islah adalah jalan terbaik demi kemajuan Kemendikti Saintek,” kata Sekjen Kemendikti Saintek, Togar Simatupang, dikutip redaksi, Senin (20/1).
Sekjen Kemendiktisaintek, Togar Simatupang, mengatakan kesepakatan untuk mengakhiri polemik ini bagian dari upaya untuk mencari jalan tengah. Menteri Satryo membuka ruang untuk mendengar masukan ASN yang demo.
“Nah jadi ini suatu bentuk apa ya. Keberanian dan juga suatu bentuk kerendahan hati untuk mau kita sama-sama mencari jalan tengah,” tambah Togar.
Dalam foto yang diberikan tampak Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro duduk diapit Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno dan Prakom Ahli Muda dan Pj. Rumah Tangga ke Kemendikdasmen Neni Herlina. Mereka berdua tampak berpegangan tangan dan tersenyum. Perdamaian ini terjadi di rumah dinas Mendikti Saintek di Kawasan Widya Chandra, Jakarta.
“Jadi mereka datang juga dihadiri oleh Mas Wamen, Pak Wamen. Saya, ada Dirjen, ada atasan dari Neni, ada atasan dari Suwitno. Jadi ada sekitar 10 orang yang hadir,” tutur dia.
Terkait sosok eks KSAL Marsetio yang hadir dalam pertemuan itu, Togar mengatakan dalam kapasitas sebagai Staf Khusus Menteri Satryo. “Beliau kan staf ini ya, staf khusus Pak Satryo,” ucap dia.
Togar menjelaskan, Menteri Satryo sudah mendengar masukan dari perwakilan pegawai yang demo pagi tadi. Hasilnya, demo dipicu miskomunikasi.
“Jadi yang pertama kan menyampaikan aspirasi apa yang terjadi. Jadi ini kebanyakan terjadi karena miskomunikasi dan cross-cultural komunikasi juga ya. Jadi miskomunikasi, cross-cultural yang berasa emosi. Nah jadi kemudian diluruskan mana yang baik ya dan mana yang kurang baik di situ,” jelas Togar.
Togar pun memastikan, tidak ada pemecatan terhadap pegawai Kemendikti Saintek. Ia menyebut, para pegawai sudah menerima penjelasan dan sepakat untuk saling memaafkan.
“Istilah pemecatan itu tidak ada sebetulnya. Tapi itu emosi karena beliau, Neni juga takut gitu ya. Tapi bahasanya, karena dia juga tahu kan dia ASN dan itu ada prosedur yang harus diikuti. Dan saya sebagai Sekjen juga tidak melakukan apa-apa. Harus lihat situasi dulu gitu,” kata Togar.
Setelah diketahui apa akar masalahnya, menurut Togar kedua belah pihak mulai mereda dan masing-masing menyampaikan permintaan maaf dengan mengedepankan kepentingan yang lebih besar lagi, yakni membangun Indonesia dan mencapai Asta Cita.
“Nah setelah itu terjadi baru masing-masing pihak menyampaikan permintaan maafnya dan ingin kita lebih baik di masa depan untuk membangun ya mencapai Asta Cita yang bersama-sama yang dicanangkan oleh Pak Presiden di sini,” tutur dia.
Konflik yang sempat terjadi telah dipetik sebagai pelajaran berharga baik oleh para pegawai maupun Menteri Satryo. Untungnya para pihak yang berkonflik bisa menepikan sedikit ego mereka untuk selanjutnya mencari jalan keluar secara bersama dari permasalahan yang ada.
“Jadi ini pelajaran yang berharga sehingga semuanya bisa secara cerdas ya. Untuk berkomunikasi, ada di sana juga kerendahan hati untuk menerima perbedaan. Dan mencari jalan tengah yang benar-benar semuanya itu bisa secara legowo ya untuk saling memaafkan. Nah itu sih yang terjadi malam ini,” tutup Togar.
Sebelumnya, Menteri Satryo didemo oleh para ASN pada Senin pagi di lingkungan Kementerian Dikti Saintek. Para ASN Dikti Saintek itu kompak mengenakan pakaian serba hitam berdemo di halaman kantor.
Selain itu, mereka juga mengirimkan karangan bunga bertuliskan kata-kata satir kepada Menteri Satryo. Neni Herlina sendiri sempat dipindahkan secara mendadak oleh Satryo ke Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen).
“Ya saya disuruh ke Kemendikdasmen pokoknya gitu, ‘Keluar ke Kemendikdasmen gitu, bawa barang-barang kamu’ kayak gitu,” kata Neni kepada wartawan, di Kantor Kemendikbud Ristek.