News  

Dedi Mulyadi Sibuk Pencitraan, Masalah Pendidikan dan Kemiskinan di Jawa Barat Terabaikan

Ingat Ridwan Kamil alias RK. Popularitas RK saat menjadi Walikota Bandung sudah dikenal di seluruh Indonesia. Walikota mengindonesia. Lalu apa prestasi RK ketika menjadi Walikota Bandung? Bandung Juara. Apanya yang juara? Juara taman. Hingga RK disebut walikota taman oleh warga Bandung.

Ketika mencalonkan jadi gubernur Jawa Barat tahun 2018, RK menang tipis atas lawannya dari PKS dan Gerindra, Sudrajat-Syaikhu. Popularitas RK yang dikenal se-Indonesia bukan jaminan untuk menang mudah di Pilgub Jawa Barat.

Apa prestasi Ridwan Kamil ketika jadi gubernur Jawa Barat yang gagal di Pilgub Jakarta tahun 2024? Bila pembangunan infrastruktur yang jadi parameter, Masjid al-Jabbar bisa jadi contohnya. Sayangnya, pembangunan Masjid al-Jabbar menyisakan aroma tak sedap. Dugaan korupsi.

RK pun dikenal oleh warga Jawa Barat sebagai gubernur maket karena banyaknya maket yang tidak terealisasi. Maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya) dalam tiga dimensi dan berskala kecil.

Tragis bagi RK. Pasca gagal di Pilgub Jakarta, RK dalam bidikan KPK. Nama RK terseret dalam pusaran skandal dugaan korupsi di Bank Jabar Banten (BJB) senilai ratusan miliar rupiah. Belakangan Ridwan Kamil makin tersudut dengan dugaan skandal perselingkuhannya dengan seorang wanita bernama Lisa Mariana. Ada dugaan kasus Lisa Mariana playing victim untuk menutupi dugaan korupsi RK di Bank BJB.

Popularitas Dedi Mulyadi alias KDM mirip dengan Ridwan Kamil tahun 2015 sampai 2024. Sama-sama populer secara nasional. Malah saking populernya ada media yang menyebut KDM, “Habis Mulyono terbitlah Mulyadi”.

Mulyono masuk gorong-gorong. Mulyadi nyemplung ke sungai penuh sampah. Apalagi kalau bukan pencitraan. Subtansi persoalan warga Jawa Barat belum tersentuh sama sekali oleh kebijakan KDM.

Gaya populis KDM memang berhasil. Banyak warga Jawa Barat yang terpukau dengan gaya KDM. Pilgub Jawa Barat 2024 buktinya. KDM menang mutlak. Sayangnya setelah jadi gubernur persoalan substansial warga Jawa Barat terabaikan. Contohnya soal pendidikan dan kemiskinan.

KDM justeru secara sengaja atau tak sengaja dengan bagi-bagi uang melakukan penbodohan terhadap rakyat. Cara populis seperti ini disenangi rakyat tapi tidak menyelesaikan masalah kemiskinan. Justeru aksi KDM ini banyak dikritik. Bagus dipermukaan. Gelap bagi masa depan warga.

Contoh KDM tidak menyelesaikan persoalan substansial soal larangan studi tour, wisuda dan larangan pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi siswa. Larangan-larangan KDM ini bukan ranah kebijakan gubernur. Persoalan remeh temeh tersebut seharusnya ranah dinas. Gubernur membuat kebijakan yang menjadi solusi seperti soal ketersediaan bangku sekolah sehingga persoalan zonasi atau jalur domisili bisa diselesaikan. Kebijakan lainnya soal anggaran pendidikan dan kesejahteraan guru.

Akankah KDM menjadi Jokowi jilid dua? Rakyat terpukau oleh gaya-gaya populis yang cenderung menipu sementara persoalan substansial rakyat seperti kemiskinan dan pendidikan tidak tersentuh sama sekali.

Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 25 Dzulhijjah 1446/21 Juni 2025
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis