Ini 4 Alasan Kenapa MotoGP Termasuk Olahraga

Bukan cuma soal kecepatan, MotoGP juga mengandalkan fisik dan mental yang dilatih lewat olahraga seperti atlet lainnya.

Bagi penggemar olahraga, balapan mobil Formula 1 (F1) dan balap motor MotoGP menjadi hiburan sehari-hari.

Namun, untuk sebagian orang awam pasti pernah bertanya kenapa kompetisi yang semuanya menggunakan mesin ini termasuk olahraga, kan?

Apakah MotoGP Bisa Disebut Olahraga? 

MotoGP masuk dalam kategori olahraga otomotif dan para pembalapnya pun disebut atlet.

Sebagai informasi, olahraga otomotif merupakan istilah untuk olahraga yang menggunakan kendaraan bermotor atau dalam bahasa Inggris disebut motorsports.

Ada berbagai alasan yang membuat MotoGP layak disebut sebagai olahraga. Salah satunya karena tetap melibatkan fisik sang pembalap.

Berikut adalah empat alasan MotoGP termasuk olahraga:

1. Pembalap Harus Kuat

Motor MotoGP memiliki kapasitas mesin 1.000 cc dan bobotnya minimal 157 kg.

Untuk mengendarai motor dengan berat ratusan kilogram itu dengan kecepatan mencapai 300 km per jam, pembalap harus memiliki mental dan fisik yang kuat.

Apalagi, pembalap juga menggunakan daya ototnya saat melakukan pengereman atau ketika berbelok.

2. Persiapan Pembalap

Agar kondisi fisik prima, pembalap MotoGP pun melakukan latihan seperti atlet olahraga pada umumnya.

Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo, sering mengabadikan momen-momennya berlari dan melakukan gym.

Selain berlari dan gym, pembalap MotoGP juga banyak yang meningkatkan kekuatan fisik dengan bersepeda dan berenang.

3. Rutin ke Gym 

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, para pembalap sering berolahraga di gym untuk melatih kekuatan tangan, lengan, leher, serta punggung.

Sebab, keempat anggota tubuh itu sangat dominan dan bekerja paling keras ketika pembalap beraksi di lintasan.

4. Pemanasan Sebelum Balapan 

Pembalap memang tentang fisik meskipun saat beraksi ditopang dengan mesin motor.

Sebelum menunggangi kuda besinya di lintasan balap, para rider bakal melakukan pemanasan.

Lagi-lagi, hal ini melibatkan aktivitas fisik agar otot-otot para pembalap itu tidak tegang dan bisa balapan dengan lebih rileks. (Sumber)