Banyak kaum muslimin dunia tertipu oleh perang Iran vs Israel. Seolah-olah perang Iran vs Israel perang sebenarnya. Dikesankan hanya Iran perduli dan membela Palestina dan kaum muslimin Palestina yang sedang dijajah Israel.
Padahal Iran dan Israel serumpun. Iran dan Israel 11-12. Syi’ah agama mayoritas Iran berasal dari Yahudi. Pencetus Syi’ah adalah seorang yahudi dari negeri Yaman (Shan’a) yang bernama Abdullah bin Saba’ al-Himyari, yang menampakkan keislaman di masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
Abdullah bin Saba’ mengenalkan ajarannya secara terang-terangan, ia kemudian menggalang massa, mengumumkan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (menurut persangkaan mereka).
Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan Ali sebagai khalifah. Dalam Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bin Saba’ menampakkan sikap ekstrem di dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).
Abdullah bin Saba’, sang pendiri Syi’ah ini, adalah seorang agen Yahudi yang penuh makar lagi buruk. Ia disusupkan di tengah-tengah umat Islam oleh orang-orang Yahudi untuk merusak tatanan agama dan masyarakat muslim.
Awal kemunculan Syi’ah adalah akhir masa kepemimpinan Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan. Kemudian berlanjut di masa kepemimpinan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib. Dengan kedok keislaman, semangat amar ma’ruf nahi mungkar, dan bertopengkan tanassuk (giat beribadah), ia kemas berbagai misi jahatnya. Tak hanya aqidah sesat (bahkan kufur) yang ia tebarkan di tengah-tengah umat, gerakan provokasi massa pun dilakukannya untuk menggulingkan Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan.
Akibatnya, sang Khalifah terbunuh dalam keadaan terzalimi. Akibatnya pula, silang pendapat diantara para sahabat pun terjadi. (Lihat Minhajus Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, 8/479, Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah Ibnu Abil ‘Izz hlm. 490, dan Kitab At-Tauhid karya Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hlm. 123)
Gaya tipu-tipu, pura-pura dan provokasi Abdullah bin Saba’ ini dilanjutkan oleh Iran yang mayoritas Syi’ah. Seolah membela kaum muslimin Palestina dan negara Palestina. Padahal perang-perangan antara Iran vs Israel sebenarnya upaya adu domba negara-negara Islam Timur Tengah dengan Israel dan AS sekaligus menyudutkan negara-negara Islam Timur Tengah terutama Arab Saudi yang diopinikan tidak perduli terhadap Palestina dan rakyatnya.
Perlu diketahui bahwa secara fisik, sulit dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Akan tetapi jika diteliti lebih dalam terutama dari sisi aqidah, perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga tidak mungkin disatukan.
Syi’ah menurut etimologi bahasa arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. (Tahdzibul Lughah, 3/61 karya Azhari dan Taajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi)
Adapun menurut terminologi syariat, syi’ah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum muslimin, begitu pula sepeninggal beliau (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal karya Ibnu Hazm)
Semoga kaum muslimin tidak terprovokasi dan terperdaya oleh isu perang Iran vs Israel. Sejatinya mereka serumpun. Sama-sama Yahudi. Iran Yahudi berkedok Islam sementara Israel adalah Yahudi yang sebenarnya.
Bandung, 28 Dzulhijjah 1446/24 Juni 2025
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis