Dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab Holdings dan GoTo Group selaku perusahaan di balik Gojek, dikabarkan semakin dekat dengan kesepakatan merger besar-besaran yang berpotensi mengubah peta persaingan industri ride-hailing di kawasan ini.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025), merger ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat, dengan valuasi mencapai lebih dari 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp114,4 triliun.
Akhiri Perang Harga
Grab dan GoTo telah terlibat dalam pembicaraan putus-nyambung selama bertahun-tahun, mencoba mencari solusi untuk mengakhiri kerugian akibat persaingan ketat di pasar Asia Tenggara yang penuh tantangan. Grab dikabarkan akan mengakuisisi GoTo, dengan skenario pembelian saham yang menilai GoTo lebih dari Rp100 per lembar, sekitar 20 persen di atas harga saham saat ini.
Sumber anonim menyebutkan bahwa tahun 2025 dianggap sebagai momen strategis untuk merger ini, seiring kedua perusahaan berjuang mencapai profitabilitas setelah melantai di bursa beberapa tahun terakhir.
Tantangan dan Potensi Hambatan Merger
Meskipun prospek merger ini menarik, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi:
- Isu Antitrust: Dominasi gabungan Grab-GoTo di pasar Indonesia dan Singapura berpotensi memicu kekhawatiran regulasi antimonopoli.
- Ketidaksepakatan Internal: Perbedaan pandangan di tingkat manajemen dan pemegang saham terkait struktur merger sempat menjadi hambatan utama dalam pembicaraan sebelumnya.
Namun, merger ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan mengurangi tekanan kompetitif di wilayah dengan lebih dari 650 juta konsumen.
Meski pertumbuhan pendapatan keduanya menurun dari angka tiga digit di tahun-tahun sebelumnya, merger ini diharapkan bisa menjadi strategi bertahan di tengah inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi global. Konsumen di Asia Tenggara juga mulai mengurangi pengeluaran untuk layanan transportasi online dan pesan-antar makanan, memperburuk tantangan yang ada.
Apakah Merger Ini Akan Terwujud?
Meski negosiasi terus berlangsung, belum ada jaminan kesepakatan akan tercapai. Baik Grab maupun GoTo belum memberikan komentar resmi terkait kabar ini. Namun, jika merger ini benar-benar terwujud, bukan tidak mungkin kita akan melihat lahirnya raksasa teknologi Asia Tenggara dengan dominasi pasar yang sulit ditandingi.(Sumber)