Presiden Omon-omon Minta Dua Periode, Sorry Ye!

Baru 120 hari Prabowo Subianto menjabat sebagai Presiden ke-8 Indonesia. Tepatnya baru 4 (empat) bulan sejak dilantik, 20 Oktober 2024, suara pencalonan kembali Prabowo sebagai calon presiden 2029 untuk periode keduanya telah bergema di sela-sela peringatan ulang tahun Partai Gerindra ke-17.

Belum ada prestasi Prabowo-Gibran tapi sudah minta dua periode. Prabowo 11-12 dengan Jokowi. Menyengsarakan rakyat dengan proyek ambisius: IKN dan MBG. Makan Bergizi Gratis yang kurang bergizi dan tidak gratis karena anggaran pro rakyat yang lain dipotong melalui pengetatan anggaran.

Wacana Prabowo dua periode ditengah-tengah belum pulihnya ekonomi nasional dan tuntutan rakyat adili Jokowi justru disambut teriakan hidup Jokowi saat Ketua Umum Partai Gerindra itu menyampaikan pidato politiknya di HUT Partai Gerindra baru-baru ini. Teriakan yang melukai aspirasi rakyat yang ingin Jokowi diadili.

Pidato Presiden Prabowo yang berapi-api tentang pemberantasan korupsi diberbagai kesempatan dinilai sebagai pidato omon-omon. Seperti kata peribahasa, “Tong kosong nyaring bunyinya”.

Harapan besar terhadap Presiden Prabowo yang sering dijuluki Macan Asia itu berubah menjadi Meong Asia ketika teriakan hidup Jokowi ditengah viralnya diberbagai platform media sosial tagar #KaburAjaDulu dan makin gelapnya masa depan bangsa dan negara ini yang disebut Prabowo akan bubar tahun 2030.

Malah nafsu lanjut periode kedua sebelum janji-janji politik Prabowo-Gibran terpenuhi. Kabinet yang gemuk dan pengetatan anggaran, dua kebijakan yang tidak sinkron dan kontradiktif.

Bagai perumpamaan seorang yang mengejar dunia seperti seorang yang minum air laut, semakin banyak dia meminumnya justru akan merasa semakin haus sampai akhirnya dia terbunuh karena nafsu berkuasanya itu.

Allah berfirman,

وَٱضۡرِبۡ لَهُم مَّثَلَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا كَمَآءٍ أَنزَلۡنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلۡأَرۡضِ فَأَصۡبَحَ هَشِيمٗا تَذۡرُوهُ ٱلرِّيَٰحُۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ مُّقۡتَدِرًا

“Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” [QS. al-Kahfi : 45]

Kita tidak tahu apakah koalisi permanen partai politik pendukung Prabowo-Gibran minus PDIP sebagai kelanjutan duet Prabowo-Gibran di Pilpres 2029 yang akan datang.

Praktis hanya menyisakan satu partai politik parlemen yakni PDIP yang belum bergabung di partai koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Koalisi permanen Prabowo-Gibran menimbulkan kekhawatiran publik akan munculnya kekuasaan monopoli dengan menguasai partai politik untuk hajatan politik lima tahunan, Pilpres 2029.

Mungkinkah koalisi permanen minus PDIP itu akan solid hingga masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2029? Duet kembali Prabowo-Gibran dibalik puja puji Prabowo terhadap Jokowi. Wallahua’lam

Terlalu prematur menilai 7 partai politik parlemen bakal tetap solid hingga 2029 mendukung Prabowo-Gibran. Tidak menutup kemungkinan koalisi permanen gagal permanen bila Prabowo-Gibran makin jauh dari aspirasi rakyat.

Peluang pesaing Prabowo di Pilpres 2029 tinggal calon yang diusung PDIP dan partai politik yang lolos sebagai peserta Pemilu 2029 pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden menjadi nol persen.

Koalisi permanen yang digadang-gadang pendukung Prabowo dua periode ini sebagai upaya monopoli partai politik dan diicurigai untuk menjegal calon presiden potensial memporakporandakan ambisi Prabowo-Gibran dua periode.

Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 19 Rajab 1446/18 February 2025
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis