Aziz Syamsuddin Bakal Duduki Kursi Bekas Fadli Zon di Pimpinan DPR

Aziz Syamsudin

Pimpinan DPR telah membagi bidang tugasnya masing masing. Empat Wakil Ketua DPR RI, Aziz Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad, Rachmat Gobel, dan Muhaimin Iskandar telah berbagi tugas memimpin koordinasi Komisi.

Aziz Syamsuddin menjabat wakil Ketua DPR bidang Politik dan Keamanan yang pada periode lalu dijabat Fadli Zon. Posisi tersebut membidangi ruang lingkup tugas Komisi I, Komisi II, dan Komisi III, Badan Kerjasama Antar Parlemen, dan Badan Legislasi.

“InsyaAllah (Aziz) Korpolkam,” ujar Ketua DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Sementara itu Sufmi Dasco Ahmad menjabat Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan yang sebelumnya dijabat Taufik Kurniawan. Jabatan tersebut membidangi ruang lingkup tugas Komisi XI, Badan Anggaran, dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara.

“Iya Korekku,” ujar Dasco singkat.

Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan dijabat Rachmat Gobel yang tugasnya membidangi ruang lingkup Komisi IV, Komisi V, Komisi VI dan Komsi VII. Pada periode sebelumnya, jabatan tersebut ditempati Agus Hermanto.

Kemudian Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi VIII, Komisi IX, Komisi X dan Badan Kehormatan dijabat Muhaimin Iskandar. Pada periode sebelumnya, Jabatan tersebut diduduki Fahri Hamzah.

Incar Dua Kursi Ketua Alat Kelengkapan Dewan

Fraksi Gerindra mendapatkan jatah dua kursi ketua serta sembilan kursi Wakil ketua pada Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPR. Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan jumlah tersebut berdasarkan proporsi kursi Gerindra di Parlemen.

“Kalau ini kan sudah ketahuan dengan komposisi perolehan suara pemenang pemilu, perolehan kursi, kan kita sudah tahu sepertinya Gerindra akan mendapatkan dua pimpinan, sembilan wakil pimpinan, misalnya begitu,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Fraksi Gerindra saat ini sedang membahas Komisi apa saja yang didapat Gerindra nantinya. Keinginan Fraksi kemudian akan ditindaklanjuti dengan lobi fraksi lain. “Mengenai apa saja yang akan diambil, ini sedang dibicarakan dengan teman-teman di Fraksi Gerindra,” ujar Dasco.

Menurut Dasco pimpinan DPR memberi waktu satu hari kepada pimpinan fraksi untuk melakukan lobi, mengenai Komisi apa saja yang diinginkan. Nantinya hasil lobi akan diputuskan dalam rapat Paripurna.

“Ada (lobi) tetap jalan. Ini kan kita dikasih kesempatan untuk pimpinan fraksi lobi-lobi selama sehari,” katanya.

Untuk diketahui Pimpinan DPR menyepakati adanya 11 Komisi ditambah Badan Legislasi (Baleg), Badan Anggaran (Banggar), dan Badan Kerja Sama antar Parlemen (BKSAP), Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dalam alat kelengkapan dewan.

Kompoisi AKD akan ditentukan dalam rapat yang digelar, Selasa (8/10/2019) besok.

Incar empat kursi

Pimpinan dan Fraksi di DPR RI saat ini sedang menyusun orang-orang untuk mengisi alat kelengkapan dewan (AKD). Alat Kelengkapan Dewan terdiri dari 11 Komisi, satu Mahkamah Kehormatan Dewan, dan empat Badan.

Empat badan dalam DPR tersebut di antaranya Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), Badan Legislasi (Baleg), Badan Anggaran (Banggar), dan Badan Kerja Sama antar Parlemen BKSAP).

Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengatakan penyusun AKD akan sesuai dengan proporsi kursi di Parlemen. Berdasarkan proporsi tersebut, PDIP mendapatkan empat Ketua dan 14 Wakil Ketua.

“Ketuanya ada empat kalau proposional kan ini gampang, engga ada ribut, PDIP ketuanya dapat empat, wakil ketua dapat 14,” kata Bambang Wuryanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (7/10/2019).

Menurutnya, dengan jumlah tersebut, PDIP berencana menghibahkan sebagian kursi wakil ketua kepada fraksi lain. Namun, PDIP belum memutuskan komisi mana yang akan dihibahkan tersebut. “Jadi kita nanti menghibahkan wakil ketua,” katanya.

Bambang Wuryanto membantah fraksi PDIP mengincar Ketua Komisi III DPR RI. Termasuk menempatkan mantan menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebagai ketua Komisi III DPR RI. Menurutnya hal tersebut masih sebatas asumsi.

“Lah iya kalau (Yasonna) jadi menteri lagi bagaimana. Kita kan engga tahu, kita engga tahu lapangannya kayak apa. Kalau hari ini kan asumsi-asumsi kan begitu,” katanya. {tribunnews.com}