Puan Maharani Ingatkan Kader PDIP: Urusan Bangsa Lebih Penting Daripada Bela Hasto!

Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyerukan kader banteng moncong putih untuk berhenti membuat gaduh. Hal ini disampaikan dalam menanggapi manuver sejumlah kadernya dalam membela terdakwa korupsi Hasto Kristiyanto.

“Jadi sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah. Sudahi hal-hal yang membuat kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal yang kemudian membuat kita itu saling berprasangka,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Dia mengatakan bahwa bangsa Indonesia masih memiliki masalah yang lebih penting untuk segera diselesaikan.

“Bangsa ini perlu kita bangun, enggak bisa sendirian, bangsa ini harus kita bangun bersama-sama. Jadi semua yang mempunyai kontribusi, yang mempunyai pemikiran baik untuk bangsa ini, ya marilah ayo kita sama-sama bangun bangsa ini dengan pemikiran positif ke depan,” ucap anak dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Puan meminta kepada semua pihak untuk menyudahi adanya isu-isu liar yang membuat terpecah belah dan berprasangka buruk. Dia mengajak untuk berpikir positif untuk membangun bangsa.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Deddy Yevri Sitorus melontarkan tuduhan bahwa aparat penegak hukum sedang berperan sebagai alat penguasa, diklaim sembilan kader banteng sedang dalam bidikan.

Dia menyatakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merupakan contoh dari korban kesewenang-wenangan institusi penegak hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bukan hanya gaungkan lagi narasi politisasi dan kriminalisasi, Deddy juga kembali mengaitkan bahwa proses penegakan hukum Hasto adalah aksi balas dendam Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang tak terima dipecat dari partai.

“Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan yang menemui kami, memberitahu bahwa sekjen harus mundur, lalu jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar 9 orang dari PDIP yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK,” ujar Deddy dalam konferensi pers, di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2025).

Tuduhan ini membuat Jokowi gerah, dia pun menantang Deddy untuk sebut nama sosok yang disebut utusan tersebut. “Saya tegaskan tidak ada itu (kirim utusan ke PDIP sebelum dipecat). Ya harusnya disebutkan siapa (orangnya) biar jelas,” tegas Jokowi di kediamannya di Sumber, Solo, dikutip Inilahjateng, Jumat (14/3/2025).

Jokowi mengaku, selama ini diam jika difitnah, bahkan dimaki-maki. Namun, ia menegaskan bahwa sabar ada batasnya. “Saya itu sudah diam loh ya, difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekin saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus loh, tapi ada batasnya,” ungkapnya.(Sumber)