Belum Pupus Harapan, Bamsoet: Tiap Kader Golkar Berhak Jadi Ketum

Bamsoet dan Airlangga Hartarto

Perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar bak bara dalam sekam walau Bambang Soesatyo alias Bamsoet sudah menjabat Ketua MPR. Bamsoet adalah rival kuat ketua umum inkumben sekaligus Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.

Belum pupus harapannya meraih posisi tertinggi di partai beringin itu dalam Munas Golkar yang akan digelar Desember 2019.

“Semua pihak berhak jadi ketum. Tinggal nanti apakah pada saat Munas memang tepat waktunya,” ujar Bamsoet dalam wawancara di ruang kerjanya, Kompleks Parlemen, Senayan, pada Jumat, 11 Oktober 2019.

Menurut Bamsoet, setiap kader Golkar yang merasa layak tentu memiliki keinginan untuk maju sebagai calon ketua umum. Begitu pula dirinya.

Mantan Ketua DPR tersebut tak menjawab lugas ketika ditanya apakah dia akan tetap maju menjadi ketua umum meski sudah ditugaskan menjadi Ketua MPR. “Biarlah ini jadi rahasia antara Saya, Pak Airlangga, dan Tuhan yang tahu,” ujar Bamsoet sambil tertawa.

Pertarungan antara Airlangga dan Bamsoet menjelang Munas Golkar tergolong sengit. Kedua kubu menyiapkan pasukan dan menggalang dukungan dari pengurus-pengurus daerah. Terjadi pula insiden penyegelan kantor pusat Golkar di Slipi menjelang acara rapat kubu Bamsoet.

Kedua kubu juga memperdebatkan kapan munas diadakan, sebelum pelantikan Presiden Jokowi dan pengumuman kabinet pada 20 Oktober 2019 atau setelahnya. Kubu Bamsoet menghendaki munas sebelum pelantikan presiden.

Menjelang pelantikan anggota DPR/MPR periode 2019-2024 kedua kubu sepakat cooling down dan sepakat munas pada Desember nanti. Fraksi Golkar di MPR pun berjibaku, sesuai perintah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, menjadikan Bamsoet Ketua MPR.

Bamsoet pun terpilih menjadi Ketua MPR. Airlangga hadir dalam pelantikan Bamsoet. Keduanya tampak mesra kala itu. “Terima kasih ketua umum saya, Bapak Airlangga,” ujar Bamsoet setelah pelantikan Ketua MPR pada Kamis silam, 3 Oktober 2019. {tempo.co}