Masuknya nama mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra dan sejumlah nama lainnya dalam struktur Dewan Penasihat Danantara terus menuai polemik.
Sederet nama yang menjadi Dewan Penasihat Danantara, yakni Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor dan Thaksin Shinawatra.
Terkait itu, pengamat ekonomi Yanuar Rizki sempat diejek oleh salah seorang sahabatnya yang berasal dari luar negeri menanggapi berbagai nama dalam susunan tersebut.
“Orang bermasalah, bayangin ada orang joke saya. Ya, kebetulan saya ketemu dengan teman saya dari bank asing. Dia bilang negara kamu ini lucu ya mengimpor koruptor (Thaksin). Kedua dia bilang, bukan hanya sepak bola naturalisasi, bahkan mengurus investasi buat kesejahteraan kamu, anda perlu ‘bule’. Saya tertegun atas pernyataan itu,” jelas Yanuar dikutip dalam kanal Youtube Abraham Samad SPEAK UP, Minggu, 30 Maret 2025.
Menurut dia, sederet nama itu mengundang pertanyaan besar mengenai prinsip dan kemampuannya dalam mensejahterakan Indonesia.
“Hal-hal prinsip itu apa? Konflik kepentingan, transaksi afiliasi dan sebagainya. Pendapat saya, ini hal-hal prinsip yang menurut saya, sinyalnya kok tidak baik,” ungkap dia.
Ekonom jebolan UGM ini tidak yakin para dewan penasihat yang dinilai ahli dalam masalah investasi itu dapat membawa perbaikan dalam ekonomi Indonesia.
“Kalau kita menganggap Ray Dalio, Chapman Taylor, Jeffrey Sachs jago mengelola dana, simpel bang, menurut saya, kenapa kita buat Danantara? Kalau BUMN punya laba, kita beli saja, portfolionya sih,” pungkas Yanuar. (Sumber)