Wadi atau wadi patin adalah sejenis hidangan berbahan utama ikan segar yang diolah menggunakan cara fermentasi atau diawetkan. Makanan khas Palangkaraya atau Kalimantan Tengah pada umumnya ini biasanya menggunakan ikan patin.
Proses pengolahan wadi patin memiliki kemiripan dengan funazushi. Sejenis sushi asal Jepang ini juga merupakan hasil fermentasi, dengan cara membaluri ikan funa menggunakan garam dan beras. Bedanya, fermentasi funazushi memakan waktu bertahun-tahun.
Menu khas masyarakat suku Dayak dan suku Banjar ini, dimasak dengan dua pilihan cara, yakni digoreng atau direbus. Ketika disajikan menu ini dilengkapi sejenis kuah khas, menggunakan bahan dasar santan dan aneka rempah.
Wadi patin selain menjadi menu utama dalam santapan sehari-hari masyarakat lokal Kalimantan, juga menjadi pilihan sebagai salah satu suguhan pada kesempatan istimewa seperti perayaan adat atau festival budaya.
Jika Kawan berkunjung ke Kalimantan Tengah, khususnya Palangkaraya, jangan lewatkan kesempatan untuk jelajah kuliner mencicipi wadi patin. Rasanya Kawan akan segera terpincut pada tekstur lembut ikan disertai kuah rempah bersantan.
Agar lebih mengenal wadi patin, berikut ini pembahasan mengenai keunikan rasa wadi patin yang khas, manfaat mengonsumsi wadi patin, dan asal muasal masyarakat Kalimantan mengonsumsi wadi patin.
Keunikan Rasa Wadi Patin yang Khas
Pembuatan wadi sebenarnya bisa menggunakan ikan apa saja, tetapi yang terbaik dalam proses fermentasi ini adalah ikan patin. Hal ini tak lepas dari keunikan ikan patin yang memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Dalam proses pengolahannya, wadi patin menguarkan aroma tak sedap yang menyengat hidung. Namun saat dikonsumsi, kelembutan tekstur ikan patin akan berpadu dengan cita rasa asam dan asin.
Kenikmatan khas wadi patin yang mewarnai hidangan khas masyarakat Kalimantan, khususnya Palangkaraya ini, sangat menggoda. Terutama bagi para penikmat kuliner yang ingin merekam jejak dalam petualangan mencicipi hidangan nusantara.
Manfaat Wadi Patin
Wadi patin adalah santapan yang memberikan manfaat karena kandungan gizinya yang cukup tinggi. Nilai utama gizinya berasal dari kandungan protein dan karbohidrat, dalam kondisi sebelum atau sesudah digoreng dan sebelum atau sesudah diolah dengan samu.
Dalam kondisi tanpa penambahan samu, menu khas yang biasa dijumpai di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ini mengandung protein sebesar 17,8% dalam kondisi mentah. Apabila telah digoreng, maka kandungan proteinnya bisa menjadi 28,7%.
Sementara itu, untuk kandungan karbohidrat pada wadi patin juga cukup tinggi. Paling tinggi, terdapat pada ikan wadi dengan penambahan samu. Angka kandungannya bisa mencapai hingga 18,5%.
Awal Mula Masyarakat Mengonsumsi Wadi Patin
Kabupaten Barito Selatan (Barsel) di Kalimantan Tengah, selama ini dikenal sebagai salah satu kabupaten yang memiliki beragam jenis makanan khas lokal, termasuk aneka menu olahan berbahan ikan.
Kabupaten yang sisi selatannya berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan ini, dikenal dengan kekhasannya dalam mengolah wadi. Aneka daging yang dijadikan wadi umumnya adalah daging celeng atau babi hutan dan ikan.
Proses fermentasinya cukup sederhana, yakni menggunakan garam dan racikan dari beras. Beras ketan ini disangrai hingga kecoklatan, lalu ditumbuk kasar. Dalam bahasa setempat disebut samu.
Ikan atau daging celeng yang telah dibersihkan, kemudian diaduk dengan garam dan didiamkan selama satu hari. Pada keesokannya, daging ini kembali dibersihkan dan dicampur dengan samu. Setelah itu, dimasukkan ke dalam wadah tertutup selama 3—7 hari tergantung pada jenis dagingnya.
Proses fermentasi seperti ini merupakan jenis pengolahan makanan tradisional yang telah menjadi kebiasaan pada zamannya. Cara ini telah diwariskan turun-temurun oleh kalangan masyarakat Dayak.
Cara Mudah Membuat Wadi Patin
Jika Kawan telah terbiasa menggeluti dunia masak-memasak, maka cara membuat wadi patin tidaklah sulit untuk dipraktikkan di rumah. Bahan-bahannya sederhana, demikian juga dengan prosesnya.
Bahan-Bahan untuk Membuat Wadi Patin
- 1 kg patin
- 1/2 kg garam
- 1/4 kg beras ketan
Cara Membuat Wadi Patin
- Cuci dan tiriskan ikan patin selama sekitar satu jam
- Sangarai beras ketan hingga menguning dan beraroma
- Blender kering beras ketan
- Campur dan aduk ikan, garam, dan beras ketan
- Simpan dalam toples atau tempat kedap udara lainnya
- Diamkan sekitar 5—7 hari
- Cuci dan siap dimasak sesuai selera
Jika Kawan memiliki rencana untuk berkunjung ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, jalan lupa memasukkan menu wadi patin dalam daftar kuliner yang wajib dicicipi.
Namun bila Kawan ingin segera merasakan cita rasa hidangan khas warisan turun-temurun ini, bisa mencoba membuat sendiri wadi patin di rumah. Atau, bila tidak ingin repot membuatnya, wadi patin bisa Kawan dapatkan dengan cara membelinya secara daring.