Horor! Dokter Ini Aborsi Puluhan Ribu Janinm Sebagian Diawetkan

Warga Amerika Serikat (AS) pastinya sangat mengenal sosok Ulrich Klopfer, seorang dokter osteopati sekaligus penyedia aborsi paling tersohor di Amerika.

Klopfer sebenarnya sudah meninggal pada 3 September 2019 pada usianya yang ke-79 tahun, tetapi misteri serta kisah ‘horor’ dokter ini selalu menarik perhatian dunia internasional.

Terlebih, setelah kematiannya, pihak berwenang menemukan 2.246 sisa janin yang diawetkan di kediamannya di wilayah Will, Illinois serta penemuan susulan berupa 165 set janin di bagasi Mercedes-Benz di sebuah rumah bisnis tempat Klopfer menyimpan beberapa mobil. Total yang telah ditemukan hingga kini sebanyak 2.411 janin.

Sebelum penemuan ribuan janin tersebut, sebenarnya Klopfer pernah memperoleh ketenarannya pada November 1978 yaitu ketika surat kabar Chicago Sun-Times menerbitkan seri “The Abortion Profiteers” (Orang yang Memperoleh Keuntungan karena Aborsi).

Dalam liputan tersebut, Chicago Sun-Times bahkan menceritakan laporan dari seorang perawat yang mengatakan bahwa Dokter Ming Kow Han dan Klopfer akan saling berlomba untuk melihat siapa yang bisa menyelesaikan aborsi terbanyak dalam satu hari.

Karena kompetisi tersebut, Klopfer pun menyingkirkan kopinya untuk bergegas ke meja operasi karena khawatir kalau-kalau rekornya tertinggal dari Han.

Melansir dari AP News pada Jumat (25/10), jika dikalkulasi, prosedur aborsi yang dilakukan Klopfer selama 40 tahun setidaknya mencapai angka hingga 50 ribu.

Dijuluki ‘Hannibal Lecter’ (tokoh dokter kanibal dalam sebuah film garapan Hollywood), Klopfer pun dinobatkan menjadi salah satu dokter aborsi paling produktif di Midwest, dan menjadi sasaran protes mingguan di klinik utamanya di Gary, South Bend, dan Fort Wayne, Indiana.

Namun, rupanya, Klopfer tidak hanya mendapatkan panggilan sebagai Hannibal Lecter, tetapi juga ‘monster’ dari salah satu anggota parlemen Indiana.

Karena kasus ini, para legislator antiaborsi di Kongres segera memperkenalkan Undang-Undang (UU) Martabat untuk Aborsi Anak. Dengan UU ini, warga diwajibkan untuk melakukan pemakaman janin hasil aborsi. Sementara, pihak Gedung Putih menyerukan penyelidikan secara penuh terkait dengan kasus Klopfer.

Namun, dalam proses penyelidikan, Klopfer tampaknya sangat lihai dalam menyembunyikan koleksi janinnya lantaran istrinya sendiri bahkan tidak tahu-menahu tentang kasus ini.

Penyelidik kemudian berusaha untuk menggali masa lalu Klopfer untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Tetapi, keterbatasan informasi lantas membuat penyelidik hanya bisa membuat spekulasi terkait dengan alasan mengapa dokter aborsi ini menimbun ribuan janin.

Sementara itu, beberapa orang menggambarkan Klopfer sebagai sosok yang kesepian dan penuh dengan teka-teki. Tetapi, di balik kemisteriusannya, Klopfer gemar menceritakan masa kecilnya selama Perang Dunia II seperti bagaimana saat berusia 4 tahun, ia harus berlindung ketika pesawat Sekutu membombardir kota kelahirannya di Dresden, Jerman. Tidak hanya itu, ia juga kerap menggambarkan situasi mencekam perang terutama saat bangunan-bangunan terbakar hingga mayat-mayat yang bergelimpangan di sekitar puing-puing bangunan.

Jika dicermati, yang digambarkan Klopfer tersebut mungkin berkaitan dengan penyerbuan Sekutu ke Kota Dresden pada Februari 1945. Pasalnya, serangan bom tersebut setidaknya telah membuat Dresden luluh lantak hingga korban tewas mencapai sekitar 25 ribu orang.

Seorang dokter antiaborsi, George Cly mencoba menganalisis hubungan antara balas dendam dengan tindakan aborsi serta penyimpanan janin yang dilakukan oleh Klopfer.

“Apa bedanya penderitaan akibat pengeboman oleh orang Amerika di Dresden dengan penderitaan wanita yang tidak menginginkan bayinya?” ucap Cly mengutip kata-kata Klopfer ketika pertemuan keduanya pada 2008 silam.

Dari perkataan Klopfer tersebut, Cly lantas menambahkan pendapatnya yang menyatakan apa yang selama ini dilakukan Klopfer mungkin sebuah bentuk pembalasan yang tidak ia disadari atas insiden pengeboman Dresden 74 tahun yang lalu.

Namun, semasa hidup, Klopfer memang terkenal sangat agresif dan berani melawan para pengunjuk rasa atau pihak yang menentang aborsi.

Klopfer pun pernah menyatakan pendapatnya kepada wartawan terkait dengan debat aborsi dengan mengatakan, “Jika pria bisa hamil dan wanita tidak, ini (isu aborsi) tidak akan pernah menjadi perdebatan”.

Untuk hal ini, Cly kemudian berspekulasi bahwa menjaga sisa-sisa janin dan mengetahui bahwa mereka akan ditemukan setelah kematiannya mungkin adalah cara Klopfer untuk membuat jengkel para pengkritiknya untuk terakhir kalinya.

Jika analisis Cly benar, Klopfer pun dianggap sukses untuk membungkam para kritikusnya dengan kata-kata terakhir berupa koleksi janin yang ia simpan.