Gelar Pendidikan Nonformal, Hetifah Minta Kemendikbud Kolaborasi dengan Swasta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan akan mengintegrasikan dua jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal dan non formal. Hal ini dilakukan dengan sinkronisasi kebijakan dan reorganisasi struktur.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Harris Iskandar menyatakan bahwa dalam struktur baru Kemendikbud, peningkatan akses dan kualitas pendidikan nonformal semakin terpadu dengan pendidikan formal.

“Struktur dalam Kemendikbud dan setiap posisi di dalamnya akan memiliki indikator kinerja yang jelas, termasuk terkait peningkatan akses, pengembangan kualitas, dan mengurangi kesenjangan antara pendidikan formal dan nonformal,” tutur Harris.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang membawahi pendidikan Hetifah Sjaifudian menyatakan, pihaknya mendukung integrasi antara pendidikan formal dan formal.

Menurut Politisi asal Kalimantan Timur (Kaltim), tiap masyarakat memiliki kebutuhannya masing-masing, dan hal itu tidak dapat dipenuhi hanya dengan pendidikan formal.

“Misalnya Ibu-Ibu di desa yang waktu kecil tidak mendapat pendidikan formal yang memadai karena satu dan lain hal. Sekarang pemerintah bisa membantu mereka melalui pendidikan nonformal. Contohnya keterampilan di sektor ekonomi kreatif seperti kuliner, fashion, dan kriya,” ujarnya.

Hal ini menurutnya lebih efektif untuk masyarakat dibandingkan memaksakan mereka ikut pendidikan formal.

“Karena targetnya lebih tersasar. Kemampuan yang diajarkan apa, akan dipakai untuk apa. Selama ini pemerintah belum concern kesini, dan biasanya hanya dijalankan oleh swasta atau inisiatif masyarakat. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, kita harapkan pendidikan nonformal akan tumbuh pesat,” jelasnya.

Hetifah menambahkan, Kemendikbud sebaiknya berkolaborasi dengan swasta untuk menyelenggarakan pendidikan nonformal yang berkualitas.

“Tidak mungkin kalau kita selenggarakan semua, karena biayanya besar. Tapi buatlah ekosistem dimana pihak swasta mau menyelenggarakan ini. Buat mekanisme dan skema insentifnya. Kita khususkan di sektor-sektor tertentu yang memang menjadi kebutuhan,” pungkasnya.