Cerai Dengan Gerindra, PKS Kini Mesra Dengan Nasdem

Koalisi Gerindra dan PKS di Pilkada DKI 2017 resmi selesai. Gara-garanya, Prabowo Subianto memutuskan menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi-Ma’ruf. Setelah 10 tahun Gerindra dan PKS bersama jadi oposisi. PKS memutuskan untuk bercerai.

Ungkapan Prabowo tentang PKS merupakan teman segajah dari Gerindra pun berakhir. PKS kecewa dengan keputusan mantan Danjen Kopassus itu bergabung dengan pemerintah, setelah PKS habis-habisan mendukungnya sebagai Capres di dua Pemilu.

“Secara umum akhirnya memang setelah Pak Prabowo bergabung ke koalisinya Pak Jokowi dan Pak Prabowo menyatakan silakan partai koalisi saya untuk menentukan pilihan masing-masing itu sudah selesai urusan koalisi. Saat itu sudah selesai,” kata anggota Fraksi PKS DPRD DKI, Dany Anwar (19/2).

PKS justru ingin pindah ke lain hati. Dia memilih NasDem, yang hubungannya tak terlalu baik dengan koalisi Jokowi, sebagai tempat peraduan.

Mesra dengan NasDem
Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketum NasDem Surya Paloh sudah beberapa kali melakukan pertemuan. Pertemuan itu bahkan sempat menjadi perbincangan publik. Mengundang reaksi Joko Widodo (Jokowi). Tapi Paloh menyatakan tetap setia dengan pemerintah.

Setidaknya dua kali pertemuan Paloh dan Sohibul yang tampak di media. Pertama di DPP NasDem pada 30 Oktober 2019. Kemudian berbalas 29 Januari 2020 di DPP PKS.

“Faktanya kan Pak Surya Paloh juga kan mainnya cantik jadi kita juga enggak merasa sendirian,” terang Danny.

Diceraikan PKS, Gerindra tampak belum mau blak-blakan menyatakan berpisah. Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, tidak ada instruksi langsung mengenai koalisi yang sempat dibangun dengan PKS.

Namun, pihak DPP secara tidak langsung meminta fraksi di DPRD DKI Jakarta untuk mendukung pemerintahan Jokowi.

“Kalau perintah itu (ceraikan PKS) enggak ada, (tapi) secara khusus untuk berkomunikasi secara intens (dengan PDIP) tapi yang dialami langsung itu kita diminta untuk mendukung Jokowi,” katanya kepada merdeka.com.

PKS Beruntung Pisah dengan Gerindra

Juru Bicara PKS, Ahmad Fathul Bari mengungkapkan, partainya justru merasa semakin dekat dengan rakyat usai Prabowo memutuskan bergabung dengan Jokowi.

“Kami merasa tetap bersama rakyat yang sebelumnya mempercayakan aspirasinya kepada para parpol yang ada dalam koalisi pengusung Prabowo-Sandi karena mereka mengharapkan ada perubahan kepemimpinan nasional,” kata Fathul.

Dia juga menyinggung perubahan sikap Gerindra kepada PKS soal penentuan Cawagub DKI Jakarta. Padahal pada saat Pilpres 2019 silam, Prabowo dan Sandiaga berkomitmen untuk menyerahkan kursi Wagub DKI tersebut kepada PKS.

Tapi pada akhirnya, Gerindra tetap meminta jatah untuk kandidat calon pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Tapi pasca Pilpres mungkin mereka ada pertimbangan lain serta ada konstelasi di DPRD DKI yang mungkin dianggap oleh Gerindra menghambat kelancaran proses penentuan Wagub.”

“PKS tidak masalah dengan hal tersebut dan akhirnya kami membuka ruang untuk sama-sama mencari solusi terbaik,” tambahnya. {merdeka}