5 Pesepakbola Yang Kariernya Rusak Usai Pindah Klub

SEJUMLAH pesepakbola bintang selalu bermimpi membela klub besar. Tentu dengan membela klub besar, lebih mempermudah sang pemain mendapatkan keinginannya, sebut saja segudang trofi dan uang berlimpah.

Namun, tak jarang sejumlah pesepakbola top justru gagal tampil mentereng saat membela klub besar. Ujung-ujungnya, mental si pemain menurun dan kesulitan bangkit memperbaiki karier sepakbolanya.

Berikut 5 pemain yang kariernya rusak setelah pindah klub:

5. Robinho (Manchester City)

Nama Robinho menggema saat membela klub asal Brasil, Santos, dan dilanjutkan bersama Real Madrid (2005-2008). Bersama Real Madrid, Robinho membantu Los Blancos –julukan Madrid– dua kali menjuarai Liga Spanyol, tepatnya pada 2006-2007 dan 2007-2008.

Selain itu, Robinho juga pernah keluar sebagai top skor Copa America 2007 dengan koleksi enam gol.

Performa brilian di atas membuat manajemen Manchester City yang baru saja diakusisi pengusaha superkaya, Sheikh Mansour, mendaratkan Robinho seharga 43 juta euro (Rp727,1 miliar) pada musim panas 2008.

Namun, selama 1,5 tahun di Man City, Robinho hanya mengoleksi 16 gol dari 61 pertandingan. Setelah meninggalkan Man City pada musim panas 2010, kualitas terbaik Robinho tak pernah keluar lagi hingga kini.

Bahkan pada 2013, Robinho sempat didakwa hukuman sembilan tahun penjara atas kasus pemerkosaan di Italia.

4. Ricardo Kaka (Real Madrid)

Kaka membantu Milan memenangkan satu trofi Liga Italia dan Liga Champions, sampai memenangkan trofi Ballon dOr 2007.

Alhasil pada musim panas 2009, Kaka diboyong Real Madrid seharga 63 juta euro. Saat itu, Kaka didatangkan berbarengan dengan megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo.

Namun, Kaka gagal total bersama Madrid, atas serangkaian cedera yang dialami. Selama empat tahun membela Madrid, Kaka hanya mengoleksi 29 gol dan 39 assist bersama Madrid. Alhasil, pada musim panas 2013 Kaka meninggalkan Madrid.

Sedari 2013 hingga akhirnya pensiun pada 2017, Kaka membela AC Milan, Sao Paulo dan Orlando City. Namun, di ketiga klub tersebut Kaka gagal menampilkan performa terbaiknya layaknya saat membela Milan di periode pertama pada 2003-2009.

3. Eden Hazard (Real Madrid)

Hazard merupakan otak serangan dan mesin gol Chelsea dari 2012 hingga 2019. Dalam periode tersebut, Hazard turun dalam 352 pertandingan dengan koleksi 110 gol dan 92 assist. Hanya saja, performa brilian itu gagal dilanjutkan bersama Real Madrid.

Hampir 1,5 tahun membela Madrid, Hazard baru turun 25 pertandingan dengan koleksi dua gol dan tujuh assist. Cedera yang kerap menimpa Hazard menjadi alasan performa winger berpaspor Belgia itu belum kunjung kembali.

2. Fernando Torres (Chelsea)

Torres merupakan mesin gol Liverpool dari 2007-2010. Dalam periode tersebut, El Nino –julukan Torres– mengoleksi 81 gol dari 175 pertandingan. Alhasil pada musim dingin 2011, Torres diboyong Chelsea dengan memecahkan rekor transfer di Liga Inggris saat itu yakni 58,5 juta euro.

Namun, Torres gagal total bersama Chelsea. Selama lima tahun mengabdi di Stamford Bridge, Torres hanya mengoleksi 45 gol dari 172 pertandingan.

Setelah itu, Torres berkarier di AC Milan, Atletico Madrid dan Sagan Tosun, namun derasnya gol yang dibuat seperti ketika membela Liverpool gagal diulang Torres.

1. Antoine Griezmann (Barcelona)

Barcelona membeli Griezmann dari Atletico Madrid seharga 120 juta euro (Rp2,02 triliun) pada musim panas 2019. Manajemen Barcelona berharap Griezmann dapat menunjukkan ketajaman seperti saat membela Timnas Prancis di Piala Eropa 2016, yang mana keluar sebagai top skor.

Namun, Grizou –sapaan akrab Griezmann– belum menunjukkan performa brilian selama hampir 1,5 tahun membela Barcelona. Dari 56 pertandingan, Griezmann baru mengoleksi 16 gol.

Musim ini pun, mantan pemain Atletico Madrid ini baru mengemas satu gol dari delapan pertandingan. Karena itu, sanggupkah Griezmann mereparasi kariernya dalam beberapa bulan ke depan? {okezone}