Serunya Dukungan Terhadap Ganjar-Yasin dan Sudirman-Ida Di Jateng

Sengitnya Kompromi Politis Pilkada Jateng

Dua pasangan yang maju di Pilkada Jateng dalam pertarungan politik memperebutkan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah nantiny akan diramalkan berlangsung sengit. Karena dua pasangan itu maju berasal dari dua kekuatan politik yang terbilang terbesar di Negara ini.

Sang Gubernur Petahana Ganjar Pranowo merupakan representasi dari kekuatan partai politik  terbesar saat ini. Ganjar Pranowo akan berhadapan dengan Sudirman Said, yaitu mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan dikenal publik sebagai perpanjangan tangan Golkar melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam pemilihan pasangan ke dua Cagub dan Wacagub ini juga tergolong menarik karena keduanya memilih wakil dari kalangan Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama). Ganjar Pranowo memilih Taj Yasin untuk mendampinginya, sedangkan Calon Gubernur lainnya Sudirman Said memilih Ida Fauziyah. Taj Yasin Maimoen adalah putra tokoh NU, K.H. Maimoen Zubair, sedangkan Ida Fauziyah masih menjabat sebagai Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU, juga pernah menduduki jabatan Ketua Umum Fattayat NU.

Untuk hitungan politik, pasangan Ganjar-Taj Yasin akan maju dengan diusung koalisi PDIP,Golkar, PPP, Nasdem, dan Demokrat sementara itu rival kuat mereka diusung oleh koalisi PKB, Gerindra, PKS, dan PAN.

Ada hal menarik lainnya bahwa terungkap pasangan Ganjar-Taj Yasin diusung juga oleh Partai Demokrat. Dan kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat.

Seperti yang kita ketahui, publik Tanah Air terlanjur  mengetahui bahwa antara Partai Demokrat dan PDIP selalu berseberangan, dan di Jawa Tengah diketahui merupakan basis terkuat PDIP di Pulau Jawa. Nah pertanyaan adalah, kenapa PDIP berkenan berbagi kesempatan berkuasa dengan partai yang dikenal luas sebagai rival mereka?

Pihak PDIP berdalih mereka tertarik karena faktor ketokohan Gus Yasin, panggilan akrab Taj Yasin, yang merupkan anak dari salah satu sesepuh NU yang sangat dihormati di kalangan santri di seluruh Pulau Jawa maka dari tiu potensi tambang suara seperti itu jelas tak akan dilewatkan oleh parpol sebesar PDIP.

Kenapa pula Sudirman Said begitu percaya diri memilih Ida, yang ketokohannya di NU terbilang kurang begitu kuat?. Pendapat di masyarakat pun mengemuka dan mungkin masuk akal, adalah tingginya kepercayaan diri Sudirman-Ida karena dukungan solid dari istana. Ini berarti melibatkan seluruh komponen non-PDIP, yang bisa diartikan sebagai presiden, wakil presiden, serta para menteri yang berafiliasi dengan parpol selain partai yang mendukung Ganjar.

Bola salju yang semakin membesar dan publik Indonesia melihat bahwa kini kekuatan parpol pendukung pemerintah telah terbelah. Para fungsionaris Partai Golkar, baik yang masih ada keterkaitan langsung maupun tidak, tampak saling bergandengan tangan merapatkan barisan.