News  

Anies Baswedan Bisa Kalah Dari Risma Jika Pilkada DKI Jakarta Digelar 2024

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin melihat elektabilitas Gubernur DKI Anies Baswedan masih berada di atas angin untuk menduduki kembali jabatannya saat ini wajar.

“Anies dengan Risma (Menteri Sosial) beda 9 persen itu wajar. Mungkin karena warga Jakarta lebih banyak yang mengenal Anies dan kerja-kerja Anies bisa dirasakan oleh warga Jakarta,” kata Ujang menanggapi hasil survei Lembaga Media Survei Nasional (Median) terkait calon gubernur DKI, Selasa, 16 Februari 2021.

Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Sosial Tri Rismaharini hanya selisih 9 persen jika Pemilihan Gubernur atau Pilkada DKI digelar saat ini.

Lembaga Media Survei Nasional (Median) menyandingkan dua nama itu dengan konteks siapa yang akan dipilih responden untuk menjadi gubernur Jakarta. Hasilnya, elektabilitas Anies 45 persen, Risma 36 persen, dan tak memilih 19 persen.

Menurut Ujang, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu memang menjadi calon gubernur yang paling tinggi tingkat keterpilihan jika Pilkada Jakarta diselenggarakan pada 2022. Namun, jika Pilkada digelar sesuai 2024, maka Risma yang akan mendapatkan panggung.

“Karena dia masih jadi menteri. Sedangkan Anies sudah berhenti jadi gubernur,” ujarnya Seperti diketahui, dalam Undang Undang Nomor 10/2016 tentang Pilkada, pilkada tahun 2022 dan 2023 dilakukan serentak pada 2024.

Menurut Ujang, Pilkada 2024 bakal menguntungkan PDI Perjuangan yang menguasai kursi terbanyak di Kebon Sirih, termasuk Risma yang menjadi kadernya. “Makanya PDIP emoh atau menolak untuk merevisi UU Pemilu yang didalamnya ada UU Pilkada,” ujarnya.

Adapun dalam survei yang dilakukan, Median juga menyurvei elektabilitas 16 nama gubernur pilihan responden. Elektabilitas teratas tetap Anies dengan perolehan 42,5 persen.

Di peringkat lima besar ada nama Risma (23,5 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (5,5 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (3,5 persen), dan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (2 persen).

Sementara itu, tren elektabilitas Risma tercatat naik dalam waktu kurang dari setahun. Elektabilitas Risma yang tadinya 4,2 persen pada Juli 2020 menjadi 23,5 persen di Februari 2021.

Dengan periode waktu yang sama, elektabilitas Anies naik tipis dari 40 persen menjadi 42,5 persen. Namun, elektabilitas Sandiaga dan AHY turun. Sandiaga yang semula mendapat 14,2 persen menukik jadi 5,5 persen dan AHY dari 4,2 persen menjadi 3,5 persen.

Survei yang berujung keunggulan Anies Baswedan itu dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 400 responden periode 31 Januari-3 Februari 2021. Populasi survei adalah warga Ibu Kota yang memiliki hak pilih. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling. {tempo}