Ini Pemikiran Idrus Marham Tentang Papua Saat Lepas Tim Medis Unhas Ke Asmat

Idrus Marham

Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham melepas tim tenaga medis berisi 19 dokter senior dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ke Kabupaten Asmat, Papua pada hari Senin (5/2/2018). Enam di antara tim tenaga medis Unhas Makassar tersebut adalah profesor yang akan membantu menangani wabah yang menyebabkan sekitar 144 anak menderita gizi buruk dan 646 anak menderita wabah campak.

Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan pengiriman tersebut merupakan bentuk pengabdian masyarakat perguruan tinggi kepada masyarakat Asmat. Apalagi Papua merupakan wilayah bagian Timur Indonesia. “Jangan sampai masyarakat wilayah Timur lupa diperhatikan pemerintah pusat. Begitu juga perguruan tingginya,” kata Dwia dalam pelepasan tim medis di Makassar, Senin (5/2/2018).

Rektor Unhas menegaskan bahwa ide tersebut muncul lantaran murni panggilan hati. Dia prihatin melihat kondisi masyarakat di Asmat. Menurut dia, ahli gizi dan dokter spesialis dari Unhas akan berada di Asmat selama sebulan. “Kami memang rutin mengirim tim medis dan mahasiswa untuk masyarakat di daerah terpencil,” ucap guru besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas ini.

Idrus Marham mengatakan campak dan gizi buruk yang terjadi bukan hanya persoalan konsumsi makanan, tapi banyak faktor lain di luar persoalan kesehatan. Karena itu, diperlukan pendekatan secara terpadu dan berkesinambungan. “Gizi buruk dan campak di Asmat terjadi bukan karena faktor tunggal,” kata politisi Partai Golkar itu.

Oleh karena itu, Idrus berujar, pemerintah melakukan pendekatan pembangunan infrastruktur jalan trans Papua. Itu dilakukan agar masyarakat di sana tak terisolasi lagi. Menurut lelaki kelahiran Kabupaten Pinrang ini, masyarakat di Kabupaten Asmat, Papua sangat sulit melakukan komunikasi dengan daerah lain.

“Kita dapat membuka isolasi wilayah Asmat jika infrastruktur menuju ke sana semakin bagus. Saya yakin dengan dibangunnya jalan Trans Papua, maka akan membawa dampak pembangunan yang positif bagi masyarakat Papua. Dan Presiden Jokowi yang mengawali gagasan itu,” katanya.

Menteri Sosial Idrus Marham mencontohkan harga komoditas di Papua yang bisa sampai sepuluh kali lipat dari harga normalnya. Dibandingkan dengan harga barang di Jakarta, tentu harga di Papua sangat mahal. Pembangunan infrastruktur menuju pedalaman Papua diperkirakan akan menurunkan biaya angkut sehingga harga barang di Papua akan lebih murah dari sebelumnya.