Cerita Teddy Syach Pasrah Dampingi Rina Gunawan Sakaratul Maut Hanya Lewat Video Call

Rina Gunawan telah berpulang untuk selamanya pada 2 Maret lalu. Namun, duka mendalam masih dirasakan oleh sang suami, Teddy Syach, dan kedua anak mereka.

Ditemui di rumah duka di kawasan bintaro, 3 hari setelah kepergian Rina, Teddy kembali mengenang momen kepergian Rina menghadap sang Khalik.

Kala itu, Teddy dan kedua anaknya yang masih menjalani isolasi mandiri, mau tak mau harus menerima kenyataan tak bisa melihat Rina secara langsung di detik-detik terakhirnya.

“Sebenarnya enggak siap, bagaimana kita harus menyaksikan 30 menit itu, kita enggak siap, anak-anak enggak siap. Siapa, sih, yang mau menyaksikan orang yang kita sayangi, sangat kita lindungi dan kita jaga, cuma bisa kita lihat dari layar handphone. Tapi kembali lagi, itu adalah kuasa Tuhan, apa pun yang terjadi saya cuma bisa pasrah,” ungkap Teddy Syach, Jumat (5/3) malam.

Teddy mengatakan saat menyaksikan Rina dalam kondisi sakaratulmaut, salah satu anaknya sempat kejang. Hal itu dikarenakan anak laki-lakinya itu terlalu memendam kesedihan yang mendalam.

Sebagai ayah, Teddy akhirnya berusaha memberikan semangat kepada anak-anaknya, meski dirinya sendiri hancur.

“Saya sudah hancur sebenarnya, perasaan saya hancur saat saya harus membimbing istri saya saat-saat terakhirnya,” kenang Teddy dengan mata berkaca-kaca.

Kendati demikian, pria berusia 46 tahun ini tetap mendampingi sang istri dan membimbingnya dengan doa hingga napas terakhirnya.

“Saya enggak berhenti bimbing karena itu tugas saya, saya enggak boleh larut dalam kesedihan meski hancur perasaan saya. Saya tahu anak-anak saya juga hancur, sampai 5 menit terakhir akhirnya saya enggak mau menampakkan, handphone saya tidurkan dan hanya saya yang melihat sampai akhir. Enggak mudah memang,” bebernya.

Teddy Syach Bersyukur Tim Medis Izinkan Dirinya Dampingi Rina Gunawan secara Virtual

Dalam kesempatan itu, Teddy juga mengucapkan terima kasih kepada tim dokter dan para perawat yang telah merawat Rina hingga akhir hayatnya. Terlebih saat tim medis memberikan kesempatan Teddy dan anak-anak melihat Rina meski hanya secara virtual.

“Saya bersyukur Allah Maha Baik, suster dan dokter di sana masih mau memberikan gambaran melalui handphone. Saya juga sampai sekarang enggak tahu itu hp siapa, tapi saya juga lupa nanya tuh. Dipantengin selama setengah jam lebih, kami talkin. Saat itu, saat yag berat dalam hidup kami berumah tangga,” pungkasnya. {kumparan}