News  

Poyuono-Qodari Ngotot Jokowi 3 Periode, Fadjroel: Itu Masa Lalu, Mari Menatap Masa Depan

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak berminat menjadi presiden tiga periode meski banyak pihak yang mendukungnya.

Fadjroel Rachman menuturkan bahwa Jokowi selalu fokus dan tegas dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai presiden.

Oleh karena itu, Fadjroel Rachman menilai, sudah cukup masa jabatan presiden selama dua periode, karena pihaknya yakin semua program-program kerja Jokowi bisa selesai tepat waktu.

Hal itu disampaikan Fadjroel Rachman saat menjadi narasumber di acara “Mata Najwa” bertajuk “Gaduh Tiga Periode” pada Rabu, 17 Maret 2021.

“Pada intinya Presiden Jokowi tetap tegas dalam menjalankan, misalnya generasi beliau itu kan Indonesia Maju,” kata Fadjroel Rachman, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 18 Maret 2021.

“Kemudian Indonesia sentris diturunkan karena ingin memeratakan seluruh Indonesia, terus ada Panca Kerja, terus ada rencana pembangunan jangka menengah, semuanya ditaati sampai hari ini,” sambungnya.

Meski demikan, Fadjroel Rachman mengakui bahwa Presiden Jokowi sedikit mengalami kendala dalam menjalankan tugasnya karena adanya pandemi Covid-19.

“Memang agak terbatas nih gara-gara Covid-19, tetapi insyaallah dengan adanya vaksinasi dan upaya serius untuk menangani Covid-19, kita akan bisa menuntut itu tetap dijalankan,” kata Fadjroel Rachman.

“Bahkan presiden juga sudah mengatakan, 2021 kita akan pulih ekonomi plus minus 5 persen dan juga RUU IKN (Ibu Kota Negara) sudah masuk di prolegnas, dan kita akan segera masuk ke Ibu Kota baru di Penajam, Kalimantan Timur,” sambungnya.

Fadjroel Rachman pun merasa yakin bahwa Presiden Jokowi dan seluruh jajarannya bisa menyelesaikan semua program kerja dengan lebih cepat setelah penanganan Covid-19.

“Jadi program-program sebelumnya akan diteruskan lebih cepat lagi pasca penanganan Covid-19,” ujar Fadjroel Rachman.

Oleh karena itu, Fadjroel Rachman menegaskan bahwa sudah cukup masa jabatan Presiden Jokowi selama dua periode dan tidak perlu ditambah lagi.

“Tidak perlu (tiga periode), cukup (dua periode). Kami sebagai eksponen gerakan reformasi akan terus terbayang-bayang bahwa apa yang terjadi sebelumnya sudah cukup. Mari kita menatap ke masa depan dengan undang-undang yang ada,” ujar Fadjroel Rachman.

Mendengar hal itu, Najwa Shihab lantas menilai bahwa Arief Poyuono dan M Qodari yang selama ini mendukung masa jabatan presiden tiga periode merupakan orang-orang masa lalu yang belum move on.

Namun, pernyataan Najwa Shihab itu dibantah oleh M Qodari dan Arief Poyuono, dan menyebut bahwa Fadjroel Rachman lah yang selama ini terjebak dalam masa lalu.

“Masa depan, beliau (Fadjroel Rachman) yang orang masa lalu, terjebak oleh masa lalu, situasi masa lalu,” ujar M Qodari.

“Kalau Bang Fadjroel itu masa lalu. Ketakutan, kalau lebih dua periode bisa otoriter, bisa korupsi, enggak. Saya kan tidak bilang, kita amandemen, presiden seumur hidup, enggak, hanya menambah satu periode. Dua periode juga banyak yang korupsi kok,” ujar Arief Poyuono.

Fadjroel Rachman lantas mengatakan bahwa apa pun alasannya, sudah cukup masa jabatan presiden selama dua periode, tidak perlu diperpanjang lagi.

“Saya pikir enough is enough, cukuplah. Itu sudah masa lalu, mari kita sama-sama menatap ke masa depan dengan dengan konstitusi yang ada,” ujar Fadjroel Rachman.

Namun, lagi-lagi pernyataan Fadjroel Rachman itu dibalas oleh Arief Poyuono bahwa sesungguhnya dia mengusulkan Jokowi tiga periode, agar masa depan Indonesia cerah.

“Loh, justru saya ingin menatap masa depan yang cerah, karena kejadian hari ini memaksa kita bahwa harus ada amandemen UUD 1945 untuk penambahan periode masa jabatan presiden,” kata Arief Poyuono. {pikiranrakyat}