Karya ilmiah yang ditulis Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri tersebar di media sosial dan jadi sorotan warga net. Sebab, tulisan itu memuji Megawati sendiri pada masa kepemimpinannya pada tahun 2001 hingga 2004.
Karya Ilmiah itu berjudul: KEPEMIMPINAN PRESIDEN MEGAWATI PADA ERA KRISIS MULTI DIMENSI 2001-2004.
Di bawah judul, nama penulis adalah: Dia Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri. Yang merupakan nama Ketua Umum PDI-P itu sendiri.
Adapun karya ilmiah itu, membawa Megawati memperoleh gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan). Dia akan dikukuhkan pada Jumat (11/6/21) mendatang.
Pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Prof Sulfikar Amir ikut merespon karya ilmiah itu. Dia pun memberikan beberapa kritikan dan masukan terhadap tulisan itu.
Melalaui akun Tewitter-nya @sociotalker, Prof Sulfikar Amir menilai karya ilmia yang ditulis Megawati yang isinya memuji dirinya sendiri, tidak ada yang salah secara akademik.
“Jadi gini, menulis paper tentang pengalaman diri sendiri itu sah dalam dunia akademik,” kata Sulfikar dikutip FIN, Rabu (9/6).
Namun, Sulfikar mengatakan, Megawati harusnya memahami cara penulisan agar tidak terkesan memuji dirinya sendiri. “Tapi ada caranya agar tidak terjebak self-praising yang norak,” katanya.
Sulfikar lantas memperlihatkan tulisan ilmiah serupa. Kata ia, tulisan itu menjadi contoh apabila dirinya menjadi penulis bayangan dalam tulisan ilmiah Megawati. “Sorry kalau kurang nendang karena ditulis dalam 10 menit,” ucap Sulfikar.
Tulisan ilmiah versi Sulfikar diberi judul Unifying The Archipelago in Trying Times dengan sub judul Self Reflective Thoughts on The Role of Leadership in Enhancing National Ideology and Integrity in Indonesia.
Dalam abstraknya, tertulis bagaimana Megawati menceritakan upayanya dalam menyelamatkan krisis negara pada 2000 melalui kebijakan-kebijakan yang ia ciptakan.
“Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya sebagai kepala negara pada masa-masa sulit di awal tahun 2000 ketika Indonesia diprediksi akan mengakhiri sejarahnya,” berikut contoh tulisan dalam abstrak yang dibuat Sulfikar.
Sementara, tulisan yang dibuat Megawati terlalu memperlihatkan upaya untuk memuji diri sendiri. Semisal kalimat yang digarisbawahi Sulfikar.
“Walaupun dalam masa pemerintahan yang relatif singkat, kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri berhasil mengatasi sebagian besar krisis multidimensi.“ {fin}