Tekno  

Menimbang Untung Rugi Bank Digital

Akhir-akhir ini, sejumlah bank marak mengembangkan bank digital. Sebut saja, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang baru saja meluncurkan aplikasi dari bank digital mereka, bernama blu.

Sebelum blu, masyarakat tentunya sudah familiar dengan Jenius yang merupakan aplikasi perbankan digital milik PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN).

Selain itu ada pula Wokee dari Bank Bukopin, Digibank dari Bank DBS, TMRW dari Bank UOB, LINE Bank dari KEB Hana Bank dan Jago dari Bank Jago.

Kemunculan sejumlah bank digital ini didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi keuangan saat ini.

Pengamat perbankan digital dan Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan lewat perkembangan teknologi finansial, nasabah mulai adaptif dengan layanan online banking, fintech lending atau pinjaman online (pinjol), fintech payment atau pembayaran online, dan lainnya.

“Maka, muncul satu teknologi digital yang bisa membuat semuanya menjadi satu aplikasi yaitu, bank digital. Jadi, semakin maraklah bank digital saat ini,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/7).

Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan layanan bank digital, ada beberapa poin plus dan minus hingga tips yang perlu nasabah ketahui. Berikut rangkuman CNNIndonesia.com dari sejumlah pengamat perbankan mengenai bank digital:

Keuntungan Bank Digital

Tawarkan Kemudahan dan Kenyamanan

Poin plus utama dari bank digital adalah kemudahan dan kenyamanan layanan. Bagaimana tidak? Nasabah tidak perlu repot-repot mendatangi kantor cabang bank untuk membuka rekening, transfer dana, maupun layanan perbankan lainnya.

“Plusnya bank digital adalah kemudahan kenyamanan, kita bisa melakukan transaksi perbankan dari mana saja. Kalau dulu kita mau buka rekening harus ke kantor, sekarang bisa buka rekening dari rumah bahkan dari jalan sekalipun,” ujar Pengamat Perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto.

Senada, Pengamat Perbankan dari Indonesia Banking School (IBS) Batara Simatupang mengatakan sepanjang ada jaringan internet, maka nasabah bisa mendapatkan akses kepada layanan bank digital dimana saja dan kapan saja hingga 24 jam.

Kelebihan bank digital ini tentunya sangat memudahkan nasabah dari segi biaya maupun waktu.

“Fiturnya juga bisa melayani semua secara on-line seperti buka rekening, tutup rekening, transaksi pembelian, transaksi pembayaran, transaksi investasi dan banyak lagi lainnya. Nasabah tidak perlu antri, langsung akses sepanjang ada jaringan internet,” ujarnya.

Percepat Inklusi dan Literasi Keuangan

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Itu berarti, baik literasi maupun inklusi keuangan masyarakat Indonesia perlu didorong karena angkanya terbilang rendah.

Nah, Nailul Huda menuturkan bank digital bisa mempercepat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia dengan kemampuan jangkauan lebih luas ditopang teknologi. Selain itu, ia menuturkan bank digital bisa merangkul lebih banyak generasi muda.

“Sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada di golongan underbank dan unbanked. Kehadiran bank digital bisa mempercepat kenaikan kelas dua golongan ini,” katanya.

Hal serupa disampaikan oleh Pengamat Perbankan Paul Sutaryono yang meyakini bahwa bank digital bisa menjangkau nasabah lebih luas dibandingkan bank konvensional. Asal, nasabah mendapatkan jaringan internet untuk mengakses bank digital.

“Katakanlah, bank tersebut dapat menjangkau calon nasabah dan nasabah lebih jauh daripada bank non digital,” tuturnya.

Efisiensi Biaya

Keunggulan lain bank digital adalah efisiensi biaya perbankan karena bantuan teknologi. Misalnya, nasabah bisa langsung mengajukan pembukaan rekening melalui aplikasi bank digital, sehingga bank bisa meminimalisasi bantuan tenaga administrasi.

“Bank digital bisa mengefisienkan biaya perbankan, mulai dari biaya administrasi, biaya investasi, biaya beli valas, dan sebagainya,” ujar Nailul Huda.

Senada, Paul Sutaryono menuturkan bank digital bisa menghasilkan efisiensi biaya baik bagi nasabah maupun bank. Sebab, bank digital memaksimalkan penggunaan teknologi, sebaliknya menekan tenaga Sumber Daya Manusia (SDM).

“Bank digital mestinya lebih efisien karena tidak memiliki banyak SDM,” ujarnya. {CNN}