Tekno  

Mengenal Mustang Panda, Kelompok Hacker China Yang Jebol Sistem Keamanan Siber RI

Sebuah laporan dari Insikt Group menyebutkan sistem jaringan internet 10 kementerian dan lembaga diduga telah disusupi oleh malware berbahaya. Aksi ini dikaitkan dengan kelompok hacker bernama Mustang Panda asal China.

Rupanya, aksi kelompok hacker Mustang Panda ini sudah dipantau oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky sejak lama. Pada 2019, Kaspersky telah menerbitkan penelitiannya mengenai HoneyMite alias Temp.Hex alias Mustang Panda.

Menurut General Manager Asia Tenggara Kaspersky, Yeo Siang Tiong, Mustang Panda disebut-sebut sebagai sebuah kelompok persisten tingkat lanjut (APT) yang sudah aktif selama beberapa tahun.

“Para penjahat siber ini mengadopsi teknik berbeda untuk melakukan serangan siber selama beberapa tahun terakhir,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/9/2021).

Berdasarkan laporan pada Juli lalu, mengungkapkan sekelompok aktivitas yang telah melakukan serangan spionase siber terhadap entitas pemerintah di Myanmar dan Filipina setidaknya sejak Oktober 2020.

Meskipun awalnya memusatkan perhatian mereka pada Myanmar, para aktor ancaman telah mengalihkan fokus mereka ke Filipina. Mereka biasanya dapat menyusup dalam sistem melalui email spear-phishing dengan tautan unduhan Dropbox.

Setelah diklik, tautan kemudian akan mengunduh arsip RAR yang disamarkan sebagai dokumen Word yang berisi muatan berbahaya.

Setelah diunduh pada sistem, malware mencoba menginfeksi host lain dengan menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas.

Jika drive ditemukan, malware membuat direktori tersembunyi di drive, di mana kemudian memindahkan semua file korban, bersama dengan executable berbahaya.

HoneyMyte tertarik mengumpulkan intelijen geopolitik dan ekonomi di Asia dan Afrika. Misalnya, dalam serangan sebelumnya yang dilakukan dari pertengahan 2018.

Aktor ancaman ini menggunakan implan PlugX, serta skrip PowerShell multi-tahap yang menyerupai CobaltStrike. Kampanye ini menargetkan entitas pemerintah di Myanmar, Mongolia, Ethiopia, Vietnam, dan Bangladesh.

“Berdasarkan penargetan organisasi pemerintah di Asia dan Afrika, kami menilai bahwa salah satu motivasi utama HoneyMyte adalah mengumpulkan intelijen geo-politik dan ekonomi,” pungkasnya. {sindo}